Gempa tektonik mengguncang wilayah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, kemarin. Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lindu pada pukul 10.42 waktu setempat itu bermagnitudo 4,0. “Akibat sesar aktif,” kata Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG.
Menurut Daryono, melalui keterangan tertulis, diduga pembangkit gempa ini adalah Sesar Mangkalihat yang menerus ke arah barat laut. Pusat atau episentrum gempa terletak pada koordinat 1,85 Lintang Utara dan 117,39 Bujur Timur. “Tepatnya berlokasi di darat pada jarak 36 kilometer arah barat daya Tanjung Redeb, Kalimantan Timur,” ujarnya.
Jenis gempa tergolong dangkal dengan kedalaman 10 kilometer atau termasuk dalam klasifikasi gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake). Berdasarkan laporan masyarakat, gempa ini dirasakan di wilayah Tanjung Redep, Teluk Bayur, dan Labanan di Kabupaten Berau. Skala intensitas gempanya sekitar II-III modified mercalli intensity (MMI).
Provinsi Kalimantan Timur memiliki tiga struktur sesar atau patahan penyebab gempa bumi. BMKG mencatat ada tujuh kali gempa kuat. Sekali kejadian di antaranya dibarengi tsunami.
Gempa dan tsunami Sangkulirang terjadi pada 14 Mei 1921. Dampak peristiwa itu menimbulkan kerusakan sedang hingga berat. Skala intensitas gempanya berkisar VII-VIII MMI. Bangunan berkonstruksi baik dan kuat sampai rusak ringan, sementara bangunan yang kurang baik mengalami keretakan hingga hancur.
Bangunan tinggi seperti cerobong asap pabrik dan monumen bisa roboh dan membuat air keruh. “Gempa kuat itu diikuti tsunami yang mengakibatkan kerusakan di sepanjang pantai dan muara sungai di Sangkulirang,” kata Daryono.
Secara geologi dan tektonik, di wilayah Provinsi Kalimantan Timur terdapat tiga struktur sesar sumber gempa, yaitu Sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Paternoster. Hasil pemantauan kegempaan oleh BMKG, Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat di wilayah Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur terbukti masih aktif.
Pada peta kegempaan di dua zona sesar itu terlihat aktivitas lindunya cukup tinggi dan membentuk kluster sebaran pusat gempa yang berarah barat-timur. Gempa Berau yang muncul kemarin dan bermagnitudo 4,0 diduga berasal dari Sesar Mangkalihat.
Menurut Daryono, Sesar Mangkalihat merupakan salah satu sesar aktif yang patut diwaspadai di Kalimantan. Berdasarkan hasil skenario model, kekuatan guncangan gempa 7,0 dengan kedalaman 10 kilometer dan memiliki laju pergeseran 0,5 milimeter per tahun. Sesar ini bisa mengguncang Balikpapan dengan intensitas III-IV MMI.
Sedangkan wilayah Samarinda dapat terkena dampak guncangan gempa dengan intensitas V MMI. Getaran gempanya bisa dirasakan oleh hampir semua penduduk, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, serta tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang. Sementara itu, daerah dekat sumber gempa berpotensi terjadi kerusakan sedang hingga berat.
Catatan sejarah gempa lain di Kalimantan Timur adalah Gempa Tanjung Mangkalihat pada 16 November 1964 yang bermagnitudo 5,7. Kemudian Gempa Kutai Timur pada 4 Juni 1982 (M=5,1); Gempa Muarabulan, Kutai Timur, pada 31 Juli 1983 (M=5,1); Gempa Mangkalihat pada 16 Juni 2000, (M=5,4); Gempa Tanjungredep pada 31 Januari 2006 (M=5,4); dan Gempa Muaralasan, Berau, pada 24 Februari 2007 (M=5,3).
Menurut Daryono, peristiwa gempa bisa berulang. Sebagai upaya mitigasi bencana, wilayah yang memiliki catatan sejarah gempa merusak itu wajib membangun bangunan tahan gempa serta mengedukasi warganya soal cara menyelamatkan diri saat terjadi gempa.
ANWAR SISWADI | FIRMAN ATMAKUSUMA
Kalimantan Timur Punya Tiga Sesar Sumber Gempa