maaf email atau password anda salah


Kompleksitas Fase Pacaran Masa Kini

Anak muda memiliki fase yang lebih kompleks dalam berpacaran. Ada tahap talking stage yang bisa berlarut-larut, tapi krusial.

arsip tempo : 171483523561.

Ilustrasi berkencan. UNSPLASH. tempo : 171483523561.

"Pergi bersama" terdengar seperti istilah romantis dari masa lalu. Kaum muda masa kini memiliki label yang lebih baru: talking stage. Tahap ini terjadi di antara fase perkenalan dengan seseorang hingga resmi berpacaran, dan dapat melibatkan pembicaraan atau bertukar pesan instan selama berhari-hari—bahkan berbulan-bulan.

Tujuan tahap ini adalah memiliki kesempatan untuk mengenal seseorang sebelum berkomitmen dan menjalin hubungan. Namun, jika dilihat dari unggahan mereka di media sosial, anak muda di seluruh dunia kewalahan dengan fase kencan modern ini. Mereka merasa bahwa prosesnya berlarut-larut, berulang-ulang, dan menguras emosi.

Apakah ini merupakan hal baru? Dan bagaimana calon pasangan dapat memanfaatkannya sebaik mungkin?

Talking Stage: Label Baru, Praktik Lama

Talking stage bukanlah fenomena baru, melainkan sebuah bentuk baru dari apa yang kita kenal sebagai "pacaran" tradisional (courting).

Courting melibatkan proses mengenal dan membangun keintiman dengan seseorang, yang sering kali dalam jangka waktu lama, sebelum berkomitmen untuk menikah.

Ilustrasi seorang wanita berkirim pesan. PEXELS

Namun tidak semua hubungan dimulai dengan fase courting atau talking stage. Beberapa hubungan dimulai dengan perkenalan singkat, kemudian berkembang menjadi kencan. Sebab, cara orang mengomunikasikan ketertarikan secara romantis serta memulai keintiman bergantung pada kepribadian dan konteks sosial.

Meski demikian, pandemi global telah mengubah cara orang berkencan. Orang-orang yang sebelumnya mungkin tidak memilih berkencan secara online mulai mencari teman kencan melalui Internet atau terkadang melakukan kencan jarak jauh melalui layar. Kencan menggunakan aplikasi online, menyebarkan cinta dengan saling bertukar, mencocokkan, serta mengirim pesan instan—sering kali dengan banyak pasangan dan dalam jumlah besar.

Para peneliti menyebut periode ini sebagai "cinta bergerigi", yaitu cinta yang terwujud secara siklus, ketika peserta beralih ke aplikasi untuk mencari keamanan yang ditawarkan pada masa ketidakpastian global; serta menemukan bahwa periode ini tidak mengarah pada pacaran dan romantisme tradisional. Orang-orang dalam konteks ini berpindah-pindah pasangan dengan cepat, mencari hubungan yang bermakna, dan sering merasa kecewa pada hasilnya. Dalam konteks cinta bergerigi, ada banyak potensi untuk menyabotase hubungan, bahkan sebelum hubungan itu dimulai.

Ada perbedaan yang signifikan antara talking stage dan pacaran tradisional. Saat ini, percakapan awal dipercepat dengan banyaknya informasi yang tersedia untuk umum tentang seseorang di Internet. Jadi, bagi sebagian orang, berbicara atau mengirim pesan mungkin terasa seperti langkah yang tidak perlu atau membosankan, mengingat apa yang bisa kita dapatkan dari Facebook, Instagram, dan TikTok.

Namun talking stage bisa jadi merupakan cara untuk memperkuat ikatan manusia yang rapuh.

Apakah Kamu Terjebak di 'Situationship'?

Dalam forum-forum online, kaum muda mengaku merasa bingung tentang berapa lama perlu berbicara dengan seseorang sebelum lanjut ke tahap selanjutnya atau apa yang harus didiskusikan dengan calon pasangan. Jadi, tahap pendekatan mungkin tampak ambigu, membuat stres, atau menimbulkan kecemasan.

Kaum muda juga bingung tentang apakah mereka berada dalam "situationship"—status hubungan dengan definisi ambigu yang digunakan untuk menggambarkan hubungan intim yang tidak berkomitmen, tapi penuh perasaan. Yang satu ini mirip label yang baru-baru ini muncul, seperti "friends with benefits", "booty calls", atau cinta satu malam (ONS).

Berada dalam tahap atau hubungan yang tidak jelas dapat mempengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan. Kesulitan dalam hubungan adalah salah satu alasan paling menonjol mengapa orang mencari konseling serta merupakan kontributor signifikan terhadap kecemasan, depresi, dan pikiran untuk menyakiti diri sendiri. Layanan konseling di Australia melaporkan alasan paling umum untuk mencari konseling termasuk konflik hubungan, keterampilan interpersonal yang tidak memadai untuk memulai atau membangun hubungan yang signifikan, kekerasan dalam keluarga, serta kekerasan seksual.

Rasa takut disakiti, ditinggalkan, ditolak, atau terperangkap dapat menjadi penghalang untuk membentuk dan mempertahankan hubungan intim jangka panjang yang sehat.

Berada dalam komitmen hubungan romantis mengurangi terjadinya masalah kesehatan mental dibanding hubungan yang ambigu atau kasual. Inilah mengapa penelitian saya berfokus pada peningkatan keterampilan dan kepercayaan diri orang untuk menavigasi kemitraan intim.

Ilustrasi pasangan. UNSPLASH

Praktik yang Baik

Banyak orang tidak memiliki keterampilan hubungan, seperti wawasan, fleksibilitas, kedewasaan, kepercayaan diri, komunikasi yang efektif, dan cara mengelola ekspektasi. Kemampuan untuk meningkatkan keterampilan hubungan adalah cara kuat buat mengukur kepuasan hubungan dan kesuksesan hubungan jangka panjang.

Mencari tahu bagaimana menavigasi hubungan yang intim, dengan mengkomunikasikan kebutuhan secara jujur serta menciptakan peluang untuk mengembangkan dan mengeksplorasi rasa diri, dapat membantu orang merasa lebih percaya diri.

Jadi, talking stage adalah kesempatan untuk mengenal calon pasangan, mengeksplorasi kecocokan, dan meningkatkan keterampilan hubungan.

5 Cara untuk Membuat Talking Stage Lebih Baik

Mungkin agak membingungkan, tapi ada beberapa cara untuk membuat tahap pendekatan (PDKT) menjadi lebih bermanfaat daripada menegangkan.

1) Komunikasi yang terbuka. Pastikan untuk mengungkapkan kebutuhan dan harapan kamu, serta bersedia memahami kebutuhan dan harapan orang lain dengan cara yang jujur.

2) Jelajahi kecocokan. Tahap pembicaraan adalah kesempatan untuk mengeksplorasi apakah calon pasangan memiliki minat, nilai, dan moral yang sama.

3) Tentukan hubungan. Tahap ini adalah kesempatan untuk mendiskusikan hubungan potensial dan jenis hubungan romantis yang diharapkan. Penting bagi semua pihak untuk memahami apa hubungan yang sedang dibangun dan ke mana arahnya.

4) Penerimaan. Langkah yang penuh wawasan ini melibatkan pemahaman bahwa tahap pembicaraan atau situationship mungkin gagal serta tidak berubah menjadi hubungan (yang mungkin menyakitkan) dan bahwa ini adalah bagian alami dari proses tersebut

5) Tetapkan batasan. Pelindungan diri dan keamanan adalah naluri dasar manusia. Jadi, penting untuk mengetahui bagaimana menavigasi proses ini dengan cara yang sehat dengan menetapkan batasan-batasan untuk hubungan intim sejak dini.

Manusia sudah terprogram untuk mencari hubungan intim sejak lahir. Zaman modern mungkin telah mengubah cara kita mengejar serta mengomunikasikan cinta, tapi naluri bawaan ini tetap tidak dapat dipatahkan, dan talking stage dapat menjadi bagian penting dari pencarian tersebut.

---

Artikel ini ditulis oleh Raquel Peel, dosen University of Southern Queensland dan RMIT University, Australia. Terbit pertama kali di The Conversation.

Konten Eksklusif Lainnya

  • 4 Mei 2024

  • 3 Mei 2024

  • 2 Mei 2024

  • 1 Mei 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan