Setelah hampir tiga bulan, Nadia Nurfadilah, 28 tahun, akhirnya kembali menginjakkan kaki di pusat belanja. Namun, bagi Nadia, pemandangan yang ia lihat kini terasa berbeda. Empat petugas keamanan telah menanti sebelum dia menuju lobi sebuah mal di Jakarta Utara. Nadia juga diminta mengisi buku tamu virtual dengan memindai kode batang yang disediakan petugas.
Tak sampai di situ. Sebelum masuk, semua pengunjung diminta menggunakan cairan antiseptik dan masker. “Sebagian pengunjung ada yang mengeluh karena prosedurnya sangat rumit dan panjang. Tapi, bagi saya pribadi, justru merasa lebih aman,” tutur Nadia kepada Tempo, kemarin.
Kondisi di dalam mal tak jauh berbeda. Meski sudah memakai masker, semua karyawan gerai atau toko juga mengenakan tameng wajah (face shield) walau pengunjung hari itu tak banyak. Hampir semua gerai buka, bahkan salon hingga gerai makanan. Mereka menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Nadia memperkirakan hanya 20 persen gerai yang masih tutup.
Setelah berkeliling mal, Nadia juga mendapati sejumlah gerai busana meniadakan kamar pas atau fitting room. Semua konsumen hanya bisa mengikuti petunjuk untuk ukuran tubuh tertentu yang disediakan gerai. Untuk sepatu, kata Nadia, biasanya toko menyiapkan alas kaki sekali pakai setiap kali ada konsumen yang ingin menjajal ukurannya. “Mungkin karena sepatu itu sulit dikira-kira ukurannya sekaligus gampang menularkan virus.”
Nadia sendiri mulai mengubah kebiasaannya ketika berjalan-jalan ke mal. Tidak hanya mematuhi segala protokol kesehatan di sana, dia juga menyediakan aneka perlengkapan untuk melindungi diri dari kemungkinan tertular corona. “Di dalam tas sudah tersedia hand sanitizer, tisu basah antiseptik, alat salat pribadi, bahkan dua buah masker cadangan,” ujar dia.
Sikap yang diambil Nadia dalam menghadapi tatanan normal baru saat harus pergi ke pusat belanja sejalan dengan imbauan Direktur Institut Kesehatan Global Yale sekaligus profesor penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Yale, Saad Omar. Ia bahkan mengimbau agar masyarakat menghindari nongkrong atau makan di mal.
Imbauan itu didasari aktivitas dan tingkat pergantian pelanggan yang tinggi di restoran ataupun bar. “Pelanggan akan keluar dan masuk serta menyentuh segalanya. Tentu hal itu akan meningkatkan risiko,” kata dia, seperti dilansir dari situs Today.com.
Ahli alergi dan imunologi di New York University, Purvi Parikh, juga mengingatkan hal serupa. Jangan banyak menyentuh dan mencoba, khususnya barang fashion di mal. Sebab, benda-benda tersebut bisa menjadi sumber penularan virus. “Anda tidak pernah tahu siapa yang mencoba pakaian tersebut sebelum Anda. Ruang ganti yang digunakan juga sangat rentan menjadi tempat bersarangnya virus lantaran banyak orang menggunakannya,” tutur Parikh.
Hal penting lainnya adalah ia mengimbau agar masyarakat tetap memperhatikan diri sendiri dengan berbagai perlindungan. Parikh mengatakan masyarakat tetap wajib menggunakan masker dan menjaga jarak aman dengan pengunjung lainnya. Kebiasaan mencuci tangan dengan air dan sabun serta membawa hand sanitizer selama bepergian juga penting. “Jangan lupa, pastikan pula kondisi fisik sedang sehat agar imun tubuh dapat melawan berbagai virus dan bakteri yang mungkin kita jumpai di mal.”
Tak hanya saat berbelanja, kebiasaan baru juga perlu dibangun apabila hendak menata rambut atau melakukan perawatan di salon. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia mengatakan pemerintah DKI telah menyiapkan sejumlah protokol untuk salon, seperti screening test, pengecekan suhu tubuh, dan penggunaan masker bagi semua karyawan dan konsumen salon.
Selain itu, salon wajib mensterilkan semua alat pendukung dan barang yang sering disentuh atau digunakan setiap kali habis dipakai. Pemerintah juga membatasi waktu layanan maksimal 120 menit per orang, mengurangi kontak fisik, dan mengatur jarak kursi secara berselang. “Kami menganjurkan sistem reservasi bagi konsumen dan menerapkan pembayaran nontunai.” ***
TODAY.COM | SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | SILVY RIANA PUTRI | LARISSA HUDA
Kebiasaan Baru di Pusat Belanja