maaf email atau password anda salah


Oppenheimer, Nuklir Rusia, dan Kecemasan Warga Ukraina

Film Oppenheimer berkisah tentang pencipta bom atom. Menjadi kengerian di mata warga Ukraina yang dibayangi bom nuklir Rusia.

arsip tempo : 171469094177.

Cillian Murphy beradegan dalam film Oppenheimer. Dok IMDB. tempo : 171469094177.

Setelah Asteroid City karya Wes Anderson pada Juni lalu, film Oppenheimer karya Christopher Nolan kembali menyemarakkan musim panas kita dengan energi atom. Dari segi gaya, tentu saja, kedua film tersebut sangat berbeda. Hal yang Anderson gambarkan sebagai ledakan di depan warung yang tak mempengaruhi karakter yang sedang ngopi, dibentuk oleh Nolan menjadi epik sepanjang tiga jam. Sebagai orang Ukraina, saya berterima kasih.

Situasi sehari-hari negara yang dilanda perang terus berganti-ganti, antara lelucon dan tragedi Yunani. Dalam Oppenheimer, penggambaran kondisi perang ditekankan pada level ancaman yang nyata—hal yang menurut saya tak sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat di Eropa Barat dan belahan negara lain di dunia.

Tragedi Yunani yang disuguhkan Nolan dalam Oppenheimer adalah dunia tempat saya hidup. Menonton Oppenheimer dari bioskop lokal di Kharkiv, saya berharap, meski cuma secuil, penonton di negara-negara lain merasakan kegelisahan yang setiap hari menyelimuti warga Ukraina.

Cillian Murphy sebagai J. Robert Oppenheimer. Dok IMDB

Penggunaan suara oleh Nolan membedakan filmnya dari biopik Oppenheimer lainnya. Dia memanfaatkan suara sedemikian rupa sehingga mendorong saya kembali ke bioskop hanya untuk berfokus pada bagaimana musik, kebisingan, dan kesunyian mengarahkan perhatian penonton.

Pada saat kursi saya bergetar akibat efek stereo, tak seorang pun di studio yang nyaris penuh itu tersentak. Sederet remaja di sebelah kanan saya terbiasa mendengar ledakan, seperti yang J. Robert Oppenheimer dengar sekitar delapan dekade lalu. Adapun rangkaian kesunyian—yang menjadi ciri khas film Nolan—terasa mengerikan.

Orang-orang bilang, "Kamu tak akan pernah mendengar 'misil'-mu". Artinya, korban tak mendengar misil yang akan meledakkan mereka. Warga Kharkiv memegang kata-kata itu untuk menenangkan diri setiap mendengar ledakan besar. Sepanjang tiga jam duduk menonton film ini, satu-satunya harapan kami adalah tidak mendengar sirene bom dari luar. Sebab, jika itu terjadi, kami harus segera meninggalkan sinema dan masuk ke bunker perlindungan di bawah tanah.

Karena kota kami begitu dekat dengan perbatasan Rusia, bunker perlindungan tak begitu berguna. Hanya perlu 30 detik bagi sebilah misil S-300 untuk mendarat dari Belgorod, kota di dekat perbatasan Rusia. Artinya, kami lebih sering mendengar sirene setelah ledakan. Suara ledakan menjadi leitmotif atau tema pokok film Oppenheimer sehingga suasana yang dibangun dari bunyi-bunyiannya terasa sangat dekat.

Kesalahan Nolan

Motif Oppenheimer yang sesungguhnya merupakan peringatan bagi warga Ukraina yang kini hidup dalam kondisi bahaya. Seperti yang seorang ilmuwan besar tekankan pada Oppenheimer: "Sekarang kita memasuki dunia baru". Peringatan ini membentuk struktur simfonis dari film ini, yang bisa jadi merupakan karya Nolan yang paling matang.

Oppenheimer menjadi panggung pertunjukan bakat besar Nolan. Namun film ini juga mempertontonkan kelemahannya. Anak-anak Oppenheimer sama sekali tak tampil di layar, melainkan hanya ditunjukkan lewat tangisan bayi yang tiada henti. Karakter-karakter perempuan gagal tampil sebagai manusia seutuhnya, kecuali sebatas pendamping yang mendedikasikan hidup mereka untuk Oppenheimer.

Prajurit militer Ukraina memegang bom cluster yang dijinakkan yang digunakan oleh tentara Rusia di wilayah Kharkiv, Ukraina, 21 Oktober 2022. REUTERS/Clodagh Kilcoyne

Saya memuji keputusan Nolan untuk tidak menjadikan Oppenheimer orang lain dengan mengeksplorasi perspektifnya sebagai pria berkulit putih yang mendapat banyak keistimewaan. Namun, sebagai penonton dari sisi seberang kecemasan kepemilikan nuklir, saya merasa film ini tidak memiliki kedalaman soal keterwakilan.

Pesan-pesan yang disampaikan Nolan memang kuat, tapi meleset dalam beberapa detail. Film itu menyebut "Uni Soviet" sebagai "Rusia" dan ilmuwan "Soviet" sebagai "orang Rusia". Menonton film ini hanya beberapa kilometer dari laboratorium Ukraina tempat pertama kali atom litium Uni Soviet terbelah, rasanya ironis.

Pengeboman besar-besaran militer Rusia ke reaktor penelitian nuklir di Kharkiv pada 2022 menyulut kegemparan di kota kami. Sebab, begitu banyak warga Kharkiv, juga keluarga dan temannya, yang bekerja di bidang fisika. Program nuklir Ukraina, yang menjadi kebanggaan kami, sekarang terancam. Dengan menyebut semua ilmuwan sebagai orang Rusia, film Oppenheimer mengabaikan sejarah dan peran para fisikawan Ukraina.

Meski demikian, Oppenheimer memang bukan film tentang keakuratan sejarah dan keadilan, melainkan pengalaman emosional dan pengindraan. Untuk sebuah film blockbuster musim panas, ini merupakan yang terbaik.

Saat saya melangkah ke luar bioskop, alarm misil menyalak. Artinya, di suatu tempat, jauh di pedalaman Rusia, sebuah pesawat jet yang mengangkut misil balistik telah lepas landas. Suara sirene itu berpadu dengan adegan terakhir dalam film Oppenheimer.

---

Artikel ini ditulis oleh Viktoriia Grivina, mahasiswa doktoral antropologi sosial University of St Andrews, Skotlandia. Penulis adalah warga Ukraina yang menulis dari kampung halamannya di Kharkiv, kota besar terdekat dari perbatasan dengan Rusia. Terbit pertama kali dalam bahasa Inggris di The Conversation dan diterjemahkan oleh Reza Maulana dari Tempo.

Konten Eksklusif Lainnya

  • 2 Mei 2024

  • 1 Mei 2024

  • 30 April 2024

  • 29 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan