Profil Zhang Yiming, Sosok Pendiri TikTok yang Akan Bergabung dengan GoTo
Zhang Yiming adalah tokoh di balik sukses TikTok. Baca profil Zhang untuk memahami peran kuncinya dalam industri teknologi.
PERUSAHAAN induk TikTok, ByteDance, dikabarkan berencana menggandeng PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk untuk menyediakan layanan e-commerce di Indonesia. Menanggapi kabar tersebut, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengaku menyetujui TikTok bergabung dengan GoTo.
“Boleh. Kalau kerja sama dengan yang perusahaan lokal bisa,” ujar Zulkifli seusai peluncuran Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030, di Jakarta, Rabu, 6 Desember lalu.
Meski begitu, menurut Zulkifli, jenis perizinan yang bisa diperoleh TikTok adalah kerja sama, bukan perizinan baru. “Kalau sebagai izin baru, tidak boleh. Tapi, kalau kerja sama dengan lokal, boleh,” ucap Ketua Umum Partai Amanat Nasional tersebut.
TikTok merupakan media sosial berbasis video yang digandrungi masyarakat. Menurut laporan We Are Social, aplikasi video pendek tersebut memiliki 1,09 miliar pengguna di seluruh dunia per April 2023. Kepopuleran aplikasi ini tidak lepas dari sosok pendirinya, Zhang Yiming.
Bagaimana profil Zhang Yiming? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Pendiri ByteDance, Zhang Yiming. Dok. ByteDance
Profil Zhang Yiming
Zhang Yiming adalah pendiri perusahaan teknologi asal Cina, ByteDance, induk perusahaan aplikasi TikTok. Zhang Yiming lahir pada 1983 dan dibesarkan di Longyan, kota di barat daya Provinsi Fujian, yang terkenal dengan budaya hakka. Orang tua Zhang berprofesi sebagai pegawai negeri.
Zhang menempuh pendidikan di Jurusan Software Engineering, Universitas Nankai, di Tianjian. Saat kuliah, dia sering membantu teman sekolahnya memperbaiki komputer mereka. Pada 2005, Zhang lulus dan mendapat gelar sarjana teknik.
Kisah Zhang Yiming mendirikan TikTok berawal dari kariernya sebagai insinyur di situs web pencarian tempat wisata, Kuxun.com. Selain itu, Zhang pernah menjadi insinyur di platform jejaring sosial Fanfou, yang diciptakan Wang Xing.
Zhang menyukai dunia bisnis. Itu sebabnya ia terjun ke bisnis teknologi. Pada 2009, Zhang memulai bisnis rintisan alias start-up pertamanya dengan membuat sebuah situs web pencarian properti bernama 99fang.com. Bisnis tersebut gagal dan Zhang keluar dari perusahaan itu tiga tahun kemudian.
Zhang pernah bekerja di Microsoft, tapi hanya bertahan enam bulan. Ia meninggalkan Microsoft karena merasa terkekang oleh peraturan perusahaan. Ia pun bergabung dengan perusahaan rintisan Fanfou yang tidak berkembang pesat.
Membangun ByteDance di Kamar Apartemen
Kantor ByteDance. Dok. ByteDance
Karena obsesinya terhadap teknologi informasi, pada 2012 Zhang mendirikan ByteDance di sebuah apartemen dengan empat kamar tidur di Beijing. Apartemen itu dia sewa seharga 20.000 yuan—sekitar Rp 43 juta—sebulan. ByteDance didirikan oleh Yiming dengan misi "Menginspirasi Kreativitas, Memperkaya Kehidupan".
Tiga bulan setelah mendirikan ByteDance, muncul ide Zhang Yiming membuat aplikasi yang dapat menyebarkan informasi berdasarkan kepentingan pribadi yang kemudian menjadi sebuah agregator berita bernama Jinri Toutiao. Kini Toutiao merupakan platform berita umum terbesar di Tiongkok.
Mulai 2014, ia mengarahkan perusahaannya mengembangkan beberapa produk video yang banyak disukai pengguna, seperti Douyin dan Xigua Video. Lebih dari 600 juta pengguna membuat konten di Douyin setiap hari dan Xigua Video saat ini merupakan salah satu platform terbesar untuk video berdurasi menengah hingga panjang.
Setelah meraih kesuksesan besar di Cina, pada 2017 ByteDance meluncurkan aplikasi video pendek internasional yang diberi nama TikTok. Aplikasi video pendek itu disambut baik oleh masyarakat dunia dan mendapat reputasi bagus.
Pada 2021, Zhang mengundurkan diri dari jabatan CEO ByteDance dan Ketua ByteDance. Pengunduran dirinya itu dilaporkan karena tekanan dari pemerintah Cina.
Sumber Kekayaan Zhang Yiming
Ilustrasi TikTok. REUTERS/Dado Ruvic
Zhang Yiming tercatat sebagai salah satu miliarder Cina. Sumber kekayaannya berasal dari kepemilikannya di ByteDance. Kesuksesan ByteDance membuat Zhang masuk dalam daftar 30 Under 30 Forbes China 2013.
Sebagai perusahaan teknologi raksasa, ByteDance memiliki banyak sekali anak perusahaan. Produk pertama yang diproduksi grup ini adalah aplikasi Neihan Duanzi yang memungkinkan penggunanya berbagi lelucon dan meme. Kemudian ada juga aplikasi agregator berita Toutiao yang menjadi andalan awal ByteDance dan telah memiliki lebih dari 300 juta pengguna aktif bulanan.
ByteDance juga mengembangkan aplikasi media sosial India Hello serta agregator berita populer Indonesia Baca Berita (BaBe). Pada 2016 ByteDance merilis aplikasi berbagi video Douyin, khusus untuk pengguna di Cina. Douyin pulalah yang menginspirasi Zhang mengembangkan TikTok untuk pemirsa internasional.
TikTok baru dibangun pada 2017, ketika ByteDance mengakuisisi aplikasi berbagi video populer Musical.ly, yang digabungkan dengan TikTok pada 2018. Sebagian besar popularitas TikTok berasal dari video viral yang dibagikan oleh pemengaruh (influencer) dan tokoh media sosial yang memiliki jutaan pengikut.
Popularitas TikTok juga meningkat pesat selama masa pandemi Covid-19 karena jutaan pengguna media sosial yang tinggal di rumah beralih ke ponsel mereka untuk mencari hiburan. Aplikasi ini telah diunduh lebih dari 3,5 miliar kali. Kemudian pada 2020 ByteDance merilis CapCut, perangkat lunak pengeditan video dengan lebih dari 200 juta pengguna aktif bulanan.
Didorong oleh kesuksesan TikTok dan aplikasi lainnya, pendapatan tahunan ByteDance membengkak menjadi US$ 80 miliar pada 2022. Perusahaan ini memiliki lebih dari 150 ribu karyawan dan mengoperasikan kantor di seluruh dunia.
ByteDance diperkirakan memiliki valuasi senilai US$ 220 miliar. Zhang memiliki 20 persen saham ByteDance, yang valuasinya terpuruk akhir-akhir ini di tengah spekulasi bahwa TikTok mungkin dilarang di pasar AS.
Karena keberhasilannya mendirikan Tiktok, saat ini Zhang dinobatkan sebagai orang terkaya ke-29 di dunia versi Forbes. Total kekayaan bersih Zhang Yiming saat ini sebesar US$ 43,4 miliar atau setara dengan Rp 674,4 triliun.
Pada 2021, Zhang menyumbangkan uang US$ 1,85 miliar untuk dana pendidikan Fang Mei yang berbasis di kota kelahirannya. Sumbangan tersebut diberikan sebagai reaksi atas tindakan keras Cina terhadap industri teknologi.
RIZKI DEWI AYU