maaf email atau password anda salah


5 Dampak Tech Winter yang Dapat Melanda Startup di Indonesia

Lima dampak potensial tech winter terhadap startup di Indonesia. Penurunan pendanaan mempengaruhi ekosistem startup lokal.

arsip tempo : 171528567987.

Kantor toko online Shopee di Jakarta, 2019. TEMPO/Tony Hartawan. tempo : 171528567987.

Fenomena tech winter yang melanda sektor digital ramai diperbincangkan karena dianggap sebagai mimpi buruk bagi perusahaan startup atau perusahaan rintisan. Istilah ini mencuat sekitar akhir 2022 setelah banyak perusahaan berbasis teknologi, terutama startup, gulung tikar. Selain itu, gelombang PHK terjadi di beberapa startup demi menjaga stabilitas perusahaan.

Tech winter memang berdampak signifikan pada perkembangan industri digital. Pada periode tech winter, terjadi penurunan minat dan investasi di sektor teknologi. Kondisi ini berbeda dengan sepuluh tahun lalu saat investor bersaing untuk terlibat dalam inovasi. Lantas apa yang dimaksud dengan tech winter? Apa saja dampak tech winter yang dapat melanda startup di Indonesia?

Baca juga: 
Minim Perekrutan di Industri Digital
Seleksi Startup di Lingkaran Industri
Gotong Royong Membiayai Startup Lokal

Apa Itu Tech Winter?

Tech winter adalah istilah yang menggambarkan kondisi jatuhnya perusahaan-perusahaan teknologi dan startup akibat penurunan kinerja serta kurangnya minat investor dalam memberikan pendanaan. Tech winter dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai musim dingin teknologi, yang berarti kondisi terjadinya penurunan minat dan investasi dalam sektor teknologi.

Fenomena tech winter saat ini sedang dialami banyak startup di Indonesia. Kondisi ini menjadi ancaman serius bagi perusahaan digital. Pasalnya, tech winter tidak hanya mempengaruhi perusahaan itu, tapi juga berdampak pada karyawan-karyawannya.

Tech winter berpotensi memicu pemutusan hubungan kerja (PHK). Sebagai contoh, beberapa perusahaan teknologi terkemuka terpaksa mengurangi jumlah karyawan, dari Meta Facebook yang harus merumahkan 11 ribu karyawannya hingga Twitter yang memangkas 3.500 karyawan. Berbagai perusahaan aplikasi di Indonesia juga tengah menghadapi tech winter, seperti Shopee Indonesia, TaniHub, SayurBox, Ajaib, dan Ula.

Warga tengah menggunakan komputer tablet untuk membeli sayuran secara daring di Jakarta, 2021. Tempo/Tony Hartawan

Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya tech winter. Namun faktor utamanya adalah kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat. Kenaikan tersebut membuat pemodal enggan berinvestasi dan memilih menyimpan uangnya. Karena itu, pendanaan startup teknologi yang berasal dari investor ikut terkena dampak karena saat ini dianggap sebagai masa genting. 

Melansir Antara, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi tech winter. Menurut dia, perusahaan startup harus memiliki fondasi yang kuat dan mengubah peta strategi bisnis. “Pertama, startup harus terus berinovasi untuk menghasilkan produk yang mencapai product-market fit,” ucapnya dalam siaran pers, Rabu, 13 September 2023.

Selanjutnya, perusahaan startup harus berkomitmen untuk terus berinovasi secara berkelanjutan guna menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain itu, diperlukan kolaborasi dengan pihak-pihak yang dapat mendukung perkembangan startup untuk menghadapi perubahan peta bisnis. Melalui keragaman inovasi, akan terbuka peluang pertumbuhan usaha yang berkelanjutan. 

Dampak Tech Winter 

Pegawai memeriksa stok distribusi TaniHub di Kedunghalang, Bogor, 2019. Dok. TaniHub/Bhisma Adinarya

Tech winter berdampak signifikan pada perusahaan startup. Bahkan banyak dari dampak ini yang dapat menyebabkan kerugian. Berikut ini beberapa dampak tech winter yang dapat mempengaruhi perusahaan startup

1. Terjadinya Gelombang PHK

Dampak tech winter yang pertama adalah perusahaan mungkin terpaksa memecat karyawan atau menghentikan perekrutan untuk sementara. Gelombang PHK akan terjadi demi memotong biaya operasional.

2. Menurunnya Minat Investasi

Investor mungkin menjadi lebih berhati-hati selama tech winter. Hal itu dapat menyebabkan penurunan pendanaan untuk startup dan teknologi yang sedang berkembang sehingga dapat menghambat pertumbuhan dalam ekosistem teknologi.

3. Banyak Startup Gulung Tikar

Selama tech winter, investor cenderung lebih berhati-hati dan kurang memberikan pendanaan baru kepada startup. Menurunnya minat investor dapat menghambat kemampuan startup mendapatkan dana tambahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pengembangan. Walhasil, banyak startup gulung tikar.

4. Pertumbuhan Bisnis Startup Menurun

Dampak tech winter selanjutnya adalah pertumbuhan bisnis startup akan menurun. Perusahaan startup mungkin harus menghadapi tekanan finansial yang meningkat karena pendapatan menurun atau pemangkasan anggaran yang diterapkan untuk bertahan selama tech winter. Hal ini bisa mengakibatkan penundaan atau bahkan kegagalan dalam mengamankan pendanaan yang diperlukan.

5. Inovasi Berkurang

Selama tech winter mungkin akan ada pelambatan dalam inovasi karena perusahaan startup dan investor cenderung menjadi lebih berhati-hati terhadap risiko. Kondisi ini dapat mengakibatkan terjadinya penurunan inovasi pengembangan produk, layanan, dan teknologi baru.

RIZKI DEWI AYU 

Konten Eksklusif Lainnya

  • 9 Mei 2024

  • 8 Mei 2024

  • 7 Mei 2024

  • 6 Mei 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan