JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik pada tahun depan. Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan akan kembali ke zona positif. “Taksiran ini memperhitungkan keberlanjutan penyebaran pandemi Covid-19 dan respons kebijakan kesehatan yang memadai,” ujarnya.
Adapun pertumbuhan ekonomi global secara keseluruhan diprediksi bakal tumbuh di kisaran 5,2 persen. Asesmen tersebut lebih rendah dibanding proyeksi sebelumnya, yakni sebesar 5,4 persen. “Ini disebabkan oleh prediksi bahwa pemulihan dari bencana Covid ini kemungkinan akan berlangsung lama, tidak merata, dan sangat tidak pasti,” kata Gita. Naik-turun pertumbuhan ekonomi masih akan dialami oleh negara-negara di dunia hingga 2025.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani mengatakan tingkat ketidakpastian yang masih tinggi menjadikan proyeksi pertumbuhan ekonomi hingga 6 persen belum sepenuhnya realistis. “Banyak variabel pertumbuhan yang mempengaruhi, seperti timeline ditemukannya vaksin Covid-19 yang dipercaya, kondisi pandemi di level nasional, dan respons kebijakan pemerintah,” ucapnya. Proyeksi pemulihan ekonomi berpotensi semakin rendah bila pandemi semakin tidak terkontrol atau angka penyebaran justru semakin tinggi.
Shinta menuturkan keberhasilan pemerintah dalam merealisasikan omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja juga termasuk sebagai faktor yang diperhitungkan. “Bagaimana omnibus law benar-benar bisa berhasil di lapangan, sehingga terjadi peningkatan kepercayaan pelaku usaha dan investor dalam melakukan ekspansi di 2021,” kata Shinta.
Kepala Ekonom PT Bank CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia tahun depan masih penuh tantangan seiring dengan proyeksi resesi perekonomian yang kian panjang hingga akhir tahun ini. “Ini akan membuat momentum pemulihan ekonomi di 2021 menjadi terbatas atau partial rebound,” ujarnya. Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2021 hanya akan mencapai 3,8 persen secara tahunan.
Meski demikian, Adrian mengatakan terdapat beberapa sektor ekonomi yang berpeluang pulih lebih cepat atau mencatatkan kinerja positif. Sektor ekonomi tersebut adalah sektor yang cenderung diuntungkan dengan terjadinya krisis ekonomi. “Sejumlah winners yang muncul di antaranya bisnis packaging berbahan plastik, e-commerce, gadget atau gaming console, telekomunikasi, bisnis pengantaran, alat kesehatan, dan digital banking,” ucapnya. Sektor-sektor tersebut tercatat mulai mengalami peningkatan volume bisnis yang sangat tajam selama masa pandemi berlangsung.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah akan terus bekerja keras untuk memulihkan perekonomian nasional dengan mengombinasikan pelbagai kebijakan fiskal dan moneter. Langkah-langkah yang ditempuh adalah pelebaran defisit fiskal untuk mendorong ekspansi belanja pemerintah untuk kesehatan, perlindungan sosial, bantuan UMKM, korporasi, serta stabilitas sektor keuangan. “Kami berharap momentum pemulihan ini bisa terus dilanjutkan,” ujarnya.
GHOIDA RAHMAH