JAKARTA – Perusahaan konsultan properti, Colliers International Indonesia, melaporkan bahwa permintaan terhadap fasilitas pergudangan dan logistik tumbuh positif di tengah pandemi. Menurut Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, pertumbuhan permintaan ini didorong oleh terbatasnya pergerakan masyarakat dan meningkatnya perdagangan berbasis daring alias e-commerce.
Meski tak menyebutkan angkat detailnya, Ferry mengungkapkan bahwa data internal mencatat beberapa investor asing mulai mengincar kawasan industri untuk dijadikan lokasi bisnis logistik, bahkan hingga ke luar Pulau Jawa. "Beberapa investor pengembang sekaligus operator banyak mengincar lahan potensial untuk dijadikan industri yang berhubungan dengan logistik, pergudangan, atau pusat distribusi," ujarnya, kemarin.
Direktur Colliers International Indonesia Monica Koesnovagril menambahkan, salah satu lahan yang banyak dicari adalah lahan untuk pergudangan rantai dingin atau cold storage. Dia mengatakan, meski pasarnya belum besar, fasilitas cold storage dapat dikembangkan di wilayah perkotaan dan lahan perindustrian. "Sekarang orang lebih banyak masuk sebagai strategi pemasaran. Ketika ekonomi rebound, mereka yang sudah siap dengan produknya akan sukses," ujar Monica.
Sebelumnya, perusahaan konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) juga melaporkan para investor dan penyewa di wilayah Asia-Pasifik menata kembali strategi logistik mereka guna memanfaatkan pergeseran struktural di sektor properti. Kepala Riset JLL Indonesia James Taylor menyebutkan sektor logistik telah menjadi sektor favorit selama beberapa tahun di Indonesia.
James berujar, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi masih kekurangan pasokan gudang logistik modern. Industri e-commerce yang berkembang menjadi pendorong utama permintaan sewa ruang gudang berspesifikasi tinggi. Selain e-commerce, sektor manufaktur, barang siap pakai, dan kelompok logistik pihak ketiga merupakan pendorong lainnya.
"Sektor logistik terbukti sangat tangguh dalam menghadapi krisis global yang belum pernah terjadi sebelumnya," ucap James.
Zaldy Ilham Masita, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia, menuturkan permintaan pergudangan logistik meningkat pada dua tahun terakhir. Menurut dia, perkembangan e-commerce mau tidak mau mengubah model pengiriman dengan menggunakan banyak stock point untuk mengurangi ongkos dan meningkatkan kecepatan pengiriman.
Tren tersebut, ia berpendapat, masih akan berlanjut hingga lima tahun ke depan. Apalagi, kata dia, faktor geografis Indonesia yang terdiri atas banyak pulau membutuhkan banyak gudang. Faktor lainnya adalah perbedaan karakter operasional gudang yang dibutuhkan oleh perusahaan e-commerce dengan gudang yang biasa dipakai oleh distributor konvensional.
Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia Sanny Iskandar mengimbuhkan, transformasi digital telah mempengaruhi tingkat pemesanan produk dari luar negeri. Imbasnya, kebutuhan untuk pergudangan bagi penyimpanan bahan baku hingga barang konsumsi impor naik.
Khusus untuk kawasan industri, ucap dia, naiknya kebutuhan pergudangan juga didorong oleh naiknya penyewaan dan penjualan standard factory building (bangunan yang dilengkapi dengan ruang produksi, kantor, listrik, jaringan telekomunikasi, serta pengolahan air dan limbah). "Pergudangan banyak digunakan untuk industri makanan, peralatan rumah tangga, garmen, dan produk kebutuhan sehari-hari."
LARISSA HUDA