JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengubah proyeksi penyelesaian jalan tol akibat adanya dampak wabah Covid-19. "Ada perlambatan dari segi pengadaan tanah dan proses konstruksinya karena kami harus menjalankan protokol Covid-19," kata Direktur Jenderal Bina Marga, Hedy Rahadian, kepada Tempo, kemarin.
Dia mengatakan target pengoperasian jalan tol baru yang seharusnya mencapai 503 kilometer hingga akhir 2020 dikendurkan menjadi hanya 406 kilometer. Sebagian besar jalan tol dibangun dengan sokongan investor, sehingga tak termasuk dalam daftar pelonggaran biaya Kementerian Pekerjaan Umum Tahun Anggaran 2020 yang dipakai untuk mitigasi pandemi Covid-19. Dari berbagai penghematan, Kementerian sebelumnya sudah merealokasi Rp 44,5 triliun, dari pagu awal sebesar Rp 120,2 triliun.
Meski berjalan normal, pengerjaan proyek akan ditangguhkan bila terdapat indikasi penularan pandemi, sesuai dengan Instruksi Menteri Nomor 02 Tahun 2020. Konstruksi jalan tol Serang-Panimbang, contohnya, sempat dibekukan selama 14 hari pada pertengahan bulan lalu karena ditemukannya seorang pekerja berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).
Ruas sepanjang 83 kilometer yang dibangun dengan investasi mencapai Rp 5,3 triliun itu akhirnya dilanjutkan setelah masa karantina. "Langsung berjalan kembali," kata Hedy.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit memastikan kontraktor dan pemilik proyek rutin melaporkan potensi hambatan kepada pemerintah. Dia optimistis target awal pengembangan jalan tol masih bisa dikejar. "Perlambatan dilaporkan oleh badan usaha, tapi kami tetap usahakan penuntasan operasinya tidak berubah," ujar dia.
Saat ini, Danang menambahkan, sudah ada 2.125,9 kilometer jalan tol yang beroperasi, mencakup ruas baru dan yang telah ada. Panjang jalan tol yang beroperasi naik dibandingkan akhir 2019, yaitu sepanjang 1.500 kilometer.
Kini BPJT gencar menawarkan kepada investor investasi panjang tol agar menembus 2.500 kilometer hingga 2024. Kebutuhan pendanaan rencana jangka panjang itu mencapai Rp 400 triliun, dengan asumsi Rp 110-150 miliar untuk konstruksi per kilometer.
Akhir bulan lalu, pemerintah menggelar penjajakan minat pasar alias market sounding untuk enam proyek infrastruktur bernilai total Rp 80,84 triliun. Menteri Pekerjaan Umum Basoeki Hadimoeljono mengatakan penjajakan bertujuan memperlancar lima proyek jalan tol dan satu proyek jembatan berskema kemitraan pemerintah dan badan usaha. "Ini bagian dari persiapan untuk dapat segera take off, agar kami bisa langsung bekerja setelah pandemi berlalu," tutur dia.
Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), Bintang Perbowo, mengatakan entitasnya menggeber penyelesaian tiga ruas utama jalan tol Trans Sumatera pada tahun ini. Ketiganya adalah jalan tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 kilometer sudah rampung hingga 97 persen, jalan tol Sigli-Banda Aceh Seksi 4 sepanjang 13,5 kilometer yang hanya menyisakan 1 persen pengerjaan, serta seksi pertama jalan tol Medan Binjai sepanjang 6 kilometer yang akan rampung Juli nanti.
"Saat Trans Sumatera rampung, Hutama Karya akan menjadi operator jalan tol terbesar di Indonesia dengan panjang 2.769 kilometer," kata Bintang.
Operator jalan tol PT Jasa Marga akan merampungkan sejumlah proyek jalan tol pada tahun ini. Sejumlah proyek yang akan dirampungkan adalah sebagian ruas Lingkar Luar Jakarta (JORR) 2, jalan tol Cinere-Serpong, jalan tol Kunciran-Cengkareng, serta jalan tol Manado-Bitung. "Prinsipnya tidak ada penghentian proyek," kata Direktur Pengembangan Jasa Marga Adrian Priohutomo.
FRANSISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS PAE DAE
Kebut Proyek di Tengah Pandemi
Pandemi Covid-19 tak menyurutkan pemerintah merampungkan proyek jalan tol strategis. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memastikan konstruksi jalan tol tetap berjalan, meski intensitas pengerjaan di lapangan sedikit berkurang. Bahkan, kementerian menawarkan enam proyek jalan tol baru yang bisa digarap dengan skema kemitraan.