JAKARTA – Cuaca buruk dan tingginya gelombang laut pada awal tahun ini mengganggu bisnis pelayaran. Vice President Business Development PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Media Syahrianto, mengatakan ada lima rute penyeberangan di Nusa Tenggara Timur yang ditutup dalam beberapa hari terakhir karena masalah itu.
"Jumlah penumpang turun 4 persen di Kupang dan sekitarnya, tapi itu sudah diputuskan oleh syahbandar demi keamanan," kata dia kepada Tempo, kemarin.
Menurut Media, kondisi itu tak berdampak besar pada pendapatan perseroan, yang kini mengelola 177 perlintasan dan 158 unit kapal. Namun, kata dia, ASDP harus mengatur ulang waktu keberangkatan di rute-rute dengan gelombang laut tinggi terkena dampak. Bila syahbandar hanya menginstruksikan penangguhan pelayaran, manajemen ASDP bisa merekayasa jadwal yang dipesan pengguna jasa.
"Frekuensi rute-rute di timur tidak besar. Karena bukan rute gemuk, trip bisa diatur, misalnya dari Senin-Rabu dalam sepekan menjadi Selasa dan Kamis," katanya.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap), Aminuddin Rifai, mengatakan lalu lintas operator penyeberangan swasta tergerus hingga 60 persen. Pemilik kapal ukuran sedang dan kecil, kata dia, enggan berlayar karena risiko cuaca. "Selama ada notice soal gelombang ekstrem ini terpaksa begitu karena komitmen operator pada safety."
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca buruk akan mendera 18 kawasan perairan serta lebih dari 30 lokasi di daratan, sejak Ahad lalu hingga 12 Januari mendatang. Moda pelayaran menjadi yang paling berisiko lantaran ketinggian gelombang laut bisa mencapai 2,5 meter.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab, mengatakan peningkatan curah hujan bisa memanjang hingga pertengahan bulan depan. "Karena siklon (beliung) tropis di Australia bagian barat, akan ada peningkatan kecepatan angin di NTT dalam 2-3 hari ke depan," ucapnya kemarin. "Sebaiknya diperhatikan operator kapal."
Cuaca ekstrem pun memaksa operator kapal jarak jauh menghentikan operasi. Kepala Kesekretariatan PT Pelni (Persero), Yahya Kuncoro, mengatakan operasi kapal di jalur wisata, seperti Jepara-Karimunjawa, sempat terganggu. "Tidak hanya terjadi pada awal tahun ini, tapi sudah beberapa kali terjadi," katanya. Perusahaan akan kembali menjual paket wisata rute tersebut pada Maret atau April mendatang.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi, memastikan akan menunda pelayaran penyeberangan yang berisiko meski harus menerima keluhan penumpang. "Saya sudah perintahkan semua Balai Pengelola Transportasi Darat harus berani menghentikan operasi kalau ada indikasi cuaca buruk," kata dia.
Cuaca ekstrem terjadi saat kinerja angkutan laut tengah moncer. Merujuk data layanan transportasi periode Natal dan tahun baru di posko Kementerian Perhubungan, jumlah pengguna kapal penyeberangan pada liburan akhir tahun ini meningkat 18,8 persen, dari 2,1 juta orang pada akhir 2018 menjadi 2,5 juta pada akhir 2019. Volume penumpang kapal laut jarak jauh kapal pun naik 13 persen, dari 981 ribu pada akhir 2018 menjadi 1,11 juta bulan lalu.
Terganggu Cuaca Buruk
Jasa pelayaran diperkirakan terganggu cuaca ekstrem hingga sepekan ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memetakan sejumlah kawasan yang berisiko dilintasi karena tinggi gelombangnya lebih dari 2,5 meter.
Angkutan Penyeberangan
- Armada kapal ro-ro: 392 unit
- Jumlah penumpang lintasan komersial: 63,1 juta orang
- Jumlah rute komersial/perintis: 222 perlintasan
YOHANES PASKALIS PAE DALE | SUMBER: BMKG, KEMENTERIAN PERHUBUNGAN