Rezeki yang Tak Terduga
Rezeki yang Tak Terduga
Kedung Darma Romansha
"Berapa honor baca puisi?"
Penyair I tersenyum sambil menatapku dengan tatapan ganjil. Kau tahu, tatapan semacam itu benar-benar merendahkan. Aku tidak tahu apakah ia merendahkanku atau merendahkan pertanyaan konyolku. Ia mengambil bungkus rokok yang ada di sampingnya dan melolosnya satu, lalu membakarnya. Sebatang pohon angsana doyong ke arah kami dengan kayu yang nyaris lapuk. Sebuah spandu
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini