Menghidupkan Bundo Kanduang
Tujuh penari, yakni dua pria dan lima perempuan, berdiri melingkar. Di tengahnya sebuah cerek berisikan tepung yang tadinya digerojokkan membuat garis lingkaran. Mereka berjalan berkeliling di atas garis putih melawan putaran arah jam. Sesaat kemudian berbalik arah, membuat gerakan seperti orang yang sedang berpencak, tapi patah-patah. Satu dari mereka memasuki lingkaran. Terpuruk di dekat cerek.
Sebuah repertoar panjang, Sabtu malam lalu, disuguh
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini