Rencana Tak Lazim Diskriminasi Tarif Angkutan
Rencana pemerintah membedakan golongan tarif penumpang kereta rel listrik (KRL) Commuter Line dianggap tak biasa. Bagaimana praktik pemberian subsidi penumpang kereta di negara lain?
JAKARTA – Rencana Kementerian Perhubungan membedakan golongan tarif pengguna kereta rel listrik (KRL) Commuter Line dinilai diskriminatif dan tak lazim. Guru besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung, Harun Al-Rasyid Lubis, mengatakan, di negara mana pun, belum ada kebijakan yang membedakan tarif antar-golongan masyarakat, terutama pada layanan transportasi umum yang sama.
Kalaupun ingin memastikan subsidi
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini