Novriantoni Kahar,
DIREKTUR YAYASAN DENNY J.A.
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah momentum yang tak terhentikan dari tren kultural dan politik kalangan muda progresif Nusantara ke arah Indonesia merdeka. Dilihat dari masa kini, idenya tampak sederhana saja: satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Namun, sebagai sebuah peristiwa bersejarah, Sumpah Pemuda merupakan refleksi dari munculnya pendirian penuh kesadaran di kalangan pemuda Nusantara bahwa mereka pertama-tama adalah orang Indonesia. Menurut kitab A History of Modern Indonesia, atribut-atribut kesukuan dan kultural di masa itu-pemuda Minang, Batak, Jawa, Kristen, muslim, atau apa pun yang telah mereka sandang sejak lahir-senantiasa menempati posisi kedua (Ricklefs, 2001: 233).