JAKARTA -- Anggota Komisi Nasional Pengendalian Tembakau, Fuad Baradja, prihatin atas fakta yang menunjukkan 70 persen perokok di Indonesia adalah orang miskin. Kelompok masyarakat tak mampu itu lebih mengutamakan membeli rokok ketimbang susu dan makanan bergizi lainnya untuk anak mereka. "Prioritas belanja mereka setelah beras adalah rokok," katanya dalam diskusi "Nasionalisme Pengendalian Tembakau" di Jakarta, akhir pekan lalu.
Data peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Abdillah Ahsan, menunjukkan, sampai akhir 2010, jumlah perokok aktif di Indonesia mencapai 65 juta orang. Dengan jumlah perokok sebanyak itu, menurut Fuad, tingkat paparan asap rokok di dalam rumah Indonesia mencapai posisi nomor empat di dunia. "Itu tahun 2001. Bayangkan dengan bertambahnya perokok kita setiap tahun, jangan-jangan sekarang kita sudah nomor satu," ujar Fuad