Hantu Itu Bernama Chin Peng

Five Arts Centre mementaskan pembacaan dramatis tentang tokoh politik yang selalu dianggap momok.

Tempo

Selasa, 4 September 2018

Mata wajah tua itu sesaat menatap kosong. Ia diam lama. Pandangannya menerawang seperti mengingat sesuatu. Bibirnya seperti akan bergerak, tapi lidahnya kelu. Tak sepatah kata pun keluar. Setelah menunggu agak lama, ia pun akhirnya berucap. "Saya ingin pulang. Saya lahir, tumbuh di sana. Sebagai warga Malaya, tak ada yang bisa elakkan. Mengapa tak boleh mati di sana?" ujarnya kepada lelaki muda yang mewawancarainya beberapa waktu sebelum kematianny

...

Berita Lainnya