BARENGKOK

(Desas-desus tentang Bambang Seken Wijaksana)

Tempo

Sabtu, 16 Mei 2020

MENJELANG isya, Bambang Wijaksana minta waktu untuk mengobrol sehabis berjemaah: "Ada yang ingin diperbincangkan." "Pribadi?" kataku. Ia mengangguk. Lalu ia ke depan, menempati shaf, tanda selalu siap jadi imam bila kebetulan Wa Haji Jamil tak datang. Aku tetap ambil shaf belakang, selalu jadi yang tidak yakin dengan otentisitas dan intensitas salat, karenanya memilih mengekor, jadi pengikut, kemudian jadi yang salatnya disahkan eksistensi imam yang

...

Berita Lainnya