Puisi Widya Mareta

Tempo

Minggu, 26 Desember 2021

China Town

 

I.

Pagi yang bergelombang membuatku sulit mengenali aroma jam delapan.

Kau memandu langkahku menuju bingar sebuah kawasan

seperti turis asing tersesat di barak pejuang

tanpa tahu jalan pulang.

 

Kau bilang, dulu di sini ada sebuah meja mahyong

terpaku dengan tanah, sempurnakan takdir lorong.

Perempuan-perempuan tua memasang taruhan hari kematiannya,

sementara angin bawakan aroma peti yang baru selesai dipahat.

&

...

Berita Lainnya