Membaca Taufik Ismail

Kota berbudaya akan tercipta jika masyarakatnya suka membaca dan banyak menghasilkan karya.

Rabu, 7 Mei 2014

Ini ceritaTaufik Ismail saat remaja, kala ia menempuh pendidikan di Amerika Serikat. Suatu ketika, gurunya-yang dia panggil Pak Tonsen-memberinya tugas membaca buku hingga 50 halaman setiap hari. Meski belajar di Negeri Paman Sam, sang guru memintanya membaca buku-buku berbahasa Indonesia. Saat itu, usianya sekitar 20 tahun. Ia berusaha membaca setiap hari. Setiap kali menemukan istilah-istilah baru, ia akan mencatat lalu mencari arti dan maknany

...

Berita Lainnya