Oman Fathurahman Raih Penghargaan Pustakapalana
Menginisiasi program digitalisasi manuskrip yang revolusioner.#InfoTempo
Iklan
Kamis, 10 Agustus 2023
Masyarakat Pernaskahan Nusantara mengumumkan Oman Fathurahman, seorang pionir dalam upaya penyelamatan manuskrip-manuskrip bersejarah Nusantara, menjadi salah satu penerima Penghargaan Pustakaparipalana 2023. Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan atas dedikasi Oman dalam menginisiasi program digitalisasi manuskrip yang revolusioner, yakni Dreamsea (Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia).
Penghargaan Pustakaparipalana diberikan kepada Oman dengan penghormatan oleh para tokoh terkemuka di bidang kajian manuskrip Nusantara. Ketua Umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara, Munawar Holil, mengatakan, Oman Fathurahman telah menjadi inspirasi bagi semua orang.
"Dedikasinya yang tak kenal lelah dalam melestarikan, mendigitalisasi, dan membagikan isi khazanah manuskrip kita," kata dia. Melalui program Dreamsea, Munawar melanjutkan, Oman menginisiasi langkah penting bagaimana mengintegrasikan teknologi informasi dengan kekayaan khazanah kebudayaan kita menuju pengembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang manuskrip Nusantara.
Dalam pidatonya, Oman mengatakan, penghargaan ini bukan untuknya pribadi melainkan untuk seluruh pemilik, pengkaji, dan pegiat manuskrip Nusantara. "Dalam satu dekade ini kita semua bersinergi dalam membentuk ekosistem pelestarian manuskrip Nusantara. Mudah-mudahan upaya bersama kita ini membuat khazanah intelektual bangsa Indonesia senantiasa lestari dari generasi ke generasi," ujarnya.
Program digitalisasi yang dikembangkan oleh Oman tidak hanya mengabadikan isi dari manuskrip-manuskrip tersebut, tetapi juga memberikan kemungkinan untuk studi lebih mendalam dan pemahaman terhadap warisan intelektual Nusantara. "Tidak hanya penting untuk melestarikan fisik manuskrip, tetapi juga untuk memberikan akses yang lebih mudah dan terbuka kepada para peneliti, akademisi, dan masyarakat umum agar dapat memahami dan menghargai warisan budaya kita yang kaya," kata guru besar filologi UIN Jakarta ini.
Menurutnya, program Dreamsea mengupayakan pendampingan kepada para pemilik manuskrip yang tidak memiliki kapasitas yang memadai untuk merawat koleksinya. "Harapannya dengan penyelamatan manuskrip oleh Dreamsea, keberagaman budaya masyarakat Asia Tenggara yang terancam dapat terselamatkan," ujar Oman yang juga peneliti PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.