Sekolah-sekolah Yayasan Kanaan Siap Hasilkan Lulusan Berkualitas
Berbekal SDM pendidik yang mumpuni serta berbagai fasilitas yang menunjang, sekolah-sekolah di bawah Yayasan Kanaan siap menghasilkan lulusan berkualitas berdasarkan nilai-nilai Kristiani.
Tempo
Rabu, 17 November 2021
Berbekal SDM pendidik yang mumpuni serta berbagai fasilitas yang menunjang, sekolah-sekolah di bawah Yayasan Kanaan siap menghasilkan lulusan berkualitas berdasarkan nilai-nilai Kristiani.
Yayasan Kanaan menaungi sekolah-sekolah berbagai jenjang yakni kelompok bermain (Playgroup), teman kanak-kanan (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), juga sekolah menengah kejuruan (SMK).
“Kami adalah sekolah Kristen dalam naungan Yayasan Kanaan yang memiliki motto Caring for Your Growth. Kami berusaha memberikan pembelajaran dan keseimbangan antara iman dan ilmu,” ujar Rut Sih Handayani, S.E, M.A, Kepala Sekolah SMA Kristen Kanaan Jakarta.
Rut Sih juga menyebut lokasi yang strategis juga menjadi salah satu daya tarik bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah di bawah Yayasan Kanaan. “Lokasi sekolah ini juga cukup terjangkau dari rumah mereka,” ungkap Rut Sih.
Alasan lain banyak orangtua yang memberi kepercayaan adalah karena mereka sudah tahu soal kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah Kanaan karena pernah mengalami di jenjang sebelumnya.
“Orangtua banyak yang percaya kepada SMA Kanaan karena mereka sudah melihat dari awal bahwa anak-anak mereka itu sudah bersekolah di Kanaan di jenjang sebelumnya. Sehingga mereka sudah melihat keseharian, melihat bagaimana proses pembelajaran sampai hari ini,” imbuh Rut Sih.
Dia menambahkan, sudah banyak pencapaian yang didapatkan SMA Kanaan seperti kompetisi antar sekolah, ataupun yang diselenggarakan lembaga baik akademik dan non akademik.
“Kami punya banyak prestasi tingkat nasional baik itu mata pelajaran sains seperti matematika, fisika, kimia juga olahraga, serta bahasa terutama bahasa Inggris,” papar Rut Sih lagi.
SMA Kanaan juga tengah mencoba proses belajar-mengajar dengan bilingual (dwi bahasa). “Kami mencobanya untuk instruksi-instruksi yang sederhana karena kami kan berangkat dari sekolah nasional sehingga untuk mengadopsi itu butuh proses,” ungkapnya.
“Kita berproses dulu dari gurunya. Guru-guru yang sudah pandai berbahasa Inggris, mereka memang sudah melakukan pembelajaran dalam bahasa Inggris,” ujar Rut Sih menambahkan.
Sementara Swandi Susanto, S.Kom, dari SMK Kanaan, menegaskan bahwa yang utama di sekolahnya adalah bagaimana mendidik anak-anak memiliki kemampuan akademis serta kerohanian dan karakter yang baik.
Swandi juga menuturkan kelebihan sekolahnya soal kurikulum. “Kurikulum kita sudah menyesuaikan dengan dunia usaha dan industri. Mempersiapkan siswa untuk bisa diserap dunia usaha dan industri.
Akreditasinya A untuk jurusan multimedia. Kita baru saja menjalani akreditasi secara online dan mendapat akreditasi A, di angka 92,” katanya.
SMK Kanaan memang hanya menyediakan jurusan multimedia. Namun Swandi sangat yakin jurusan ini memiliki keunggulan karena sesuai tren saat ini.
“Kenapa kita fokus ke multimedia? Karena saat ini sedang tren dan kita sudah berdiri 10 tahun atau sejak 2011. dan masih tren hingga saat ini. Apalagi sekarang masa pandemi,” imbuhnya.
“SMK lain kesulitan di masa pandemi ini terutama dalam melakukan praktik. Kita menggunakan komputer, software, aplikasi, jadi masih aman di masa pandemi,” papar Swandi lagi.
“Untuk multimedia ini kita harus mengacu pada dunia usaha divisi apa. Nah, dunia usaha yang kita fokuskan adalah advertising atau periklanan. Jadi anak-anak belajarnya mengarah ke sana semua,” ujar Swandi.
Kepala Sekolah SMP Kanaan, Soelistio Widajat, SS. Kasek SMP, memaparkan satu lagi alasan orang tua mempercayakan pendidikannya di sini adalah karena sekolah-sekolah di bawah Yayasan Kanaan sangat memedulikan siswa juga orang tuanya.
“Selain kepedulian, kami juga menggali potensi siswa baik yang bersifat akademik maupun non akademik,” kata Soelistio.
Soal kriteria untuk masuk sekolah di yayasan ini, Soelistio, menyebutkan siswa harus dalam kondisi sehat maupun rohani. “Untuk akademis dan non akademis kita punya standar namun disesuaikan dengan siswa,” imbuhnya.
“Kita tidak terlalu kaku dengan standar. Justru kita akan membuat siswa yang tidak mampu menjadi mampu dan menjadi bisa. Itu yang dirasakan orangtua yang menyekolahkan anaknya di sini.”
Soelistio juga mengungkapkan soal proses belajar mengajar selama era pandemi. “Selama pandemi proses belajar mengajar normal namun secara online. Namun diatur dalam segi waktu pembelajaran. Yang biasanya 45 menit menjadi 30 menit sehingga dalam 1 jam 60 menit menjadi 2 jam pelajaran tetapi tidak mengurangi asistensi pembelajaran,” katanya lagi.
“Dalam 30 menit guru akan memberi materi khusus yang mudah diserap sehingga siswa akan mengerti tentang materi yang diajarkan,” katanya.
“Selama pandemi sifatnya online. Kami mulai mempersiapkan teknis pembelajaran offline tetapi masih menunggu SK dari Dinas Pendidikan,” kata Soelistio lagi.
Soal staf pengajar yang sangat memedulikan siswa juga diungkapkan Mutiara Wardhani, S Pd, dari SD Kanaan. “Kita memiliki SDM pengajar yang memiliki kepedulian terhadap anak-anak juga kepada orang tuanya dan mereka sudah pengalaman dalam dunia pendidikan,” kata Mutiara.
Proses belajar mengajar secara bilingual juga sudah diterapkan sejak SD. “Kita juga mempunyai guru-guru yang menyampaikan pelajaran itu dalam dua bahasa (Inggris dan Indonesia), karena memang kelas 1 dan kelas 2 kita sudah bilingual. Jadi untuk bahasa sehari-hari kita gunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar,” paparnya.
“Kami juga menggunakan kurikulum berbahasa Inggris seperti dalam mata pelajaran matematika, sains, dan ITC,” tuturnya.
Sekolah-sekolah di bawah Yayasan Kanaan, menggunakan pembelajaran learning management system yang bernama KISS (Kanaan Integrated Information System). Sehingga orang tua dan anak-anak dimudahkan. Dalam proses belajar dan financial semua terangkum dalam learning management system (all in one),” imbuhnya.
Untuk menampung minat siswa, sekolah di bawah Yayasan Kanaan juga menyediakan berbagai ekstrakurikuler. Di tingkat SD misalnya, terdapat ekstrakulikuler 3D modelling, video editing, dan origami yang ditangani langsung oleh ketua origami Indonesia yani Ibu Linda Lukman.
“Untuk ekskul public speaking misalnya ditangani oleh pelatih yang mumpuni yakni guru bahasa Inggris kita sendiri dan lulusan universitas luar negeri oleh Miss Joan Marisa,” paparnya.
Ada juga bahasa Mandarin dan games, serta drawing (menggambar). “Kita juga sering secara berkala mengadakan webinar untuk orang tua dan juga siswa. Terbaru mengundang Anne Avantie untuk sharing ke orangtua dan anak soal motivasi. Juga Kak Seto, Shahnaz Haque. Kami mengundang narasumber-narasumber berkualitas untuk berbagi bersama kita,” ujar Mutiara lagi.
“Kami menggunakan kurikulum K-13 dan gurunya sudah menguasai sekali kurikulum ini. Guru-guru juga dibekali pelatihan berkala oleh pihak Yayasan Kanaan sehingga skill guru lebih mantap,” katanya lagi.
Sementara di SMK Kanaan juga memiliki berbagai ekstrakurikuler seperti pramuka yang wajib diikuti semua siswa, juga pilihan lain seperti Sinematografi, digital marketing, animasi, esports, serta Coding Game Construction.
Menurut Swandi Susanto, siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sinematografi baru-baru ini mendapat penghargaan dalam lomba film pendek yang digelar Penabur.
Berbagai fasilitas penunjang juga dimiliki sekolah-sekolah Yayasan Kanaan. Terdapat fasilitas umum seperti Lapangan olahraga, ruang musik, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, laboratorium sains, dan Internet.
Selain itu ada pula studio mini untuk fotografi dan videografi, ada green screen untuk animasi. Sekolah-sekolah juga memiliki fasilitas peralatan yang menunjang minat siswa seperti kamera profesional, kamera DSLR, kamera mirrorless, lighting, juga Fasilitas membuat hasil karya film Dolly.
Terdapat juga Bisnis Center tempat siswa belajar untuk berwirausaha yakni bisnis percetakan.
Tentang Sekolah Kanaan
Pada tahun 1980, SMP dan SMA Kanaan menempati gedung baru di jalan Kran Raya Nomor 7 Kemayoran dan TK & SD di H Samanhudi Nomor 23 Jakarta Pusat. Kemudian direncanakan akan dibuka TK & SD di Jalan Kran Nomor 7 supaya mempermudah orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya dari jenjang TK sampai ke jenjang SMA. Pada tahun 1991 dibukalah TK Kristen Kanaan. Pada 20 Des 1993, karena minat orangtua dalam menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah Kanaan bertambah banyak, sehingga ruang-ruang kelas yang masih kurang terus ditambah dan dilengkapi. Pada tahun 2011 dibukalah program SMK jurusan Multimedia yang terus berkembang hingga saat ini.