Furnitur UKM Program ECP Tembus Pasar Uni Emirat Arab

CV Mebel Internasional, peserta  Export Coaching Program 2021, berhasil mengekspor furnitur ke Uni Emirat Arab. Membuka peluang untuk memasuki negara-negara lain di kawasan Timur Tengah.

Tempo

Kamis, 14 Oktober 2021

SEMARANG --  Kementerian Perdagangan kembali berhasil mencetak pelaku usaha berorientasi ekspor. Melalui program pendampingan ekspor (Export Coaching Program/ECP) 2021, CV Mebel Internasional asal Jawa Tengah berhasil memperluas pasar ekspor produk furnitur ke Uni Emirat Arab (UEA) senilai US$ 28.500  atau sekitar Rp 401 juta. 

“Meskipun berbagai pembatasan akibat pandemi masih berlangsung, jumlah pelaku ekspor baru kian bertambah,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi, di Jakarta, kamis, 14 Oktober 2021.

Kepala Balai Besar Pelatihan dan Pendidikan Ekspor Indonesia (PPEI) Kementerian Perdagangan Heryono Hadi Prasetyo yang hadir dalam pelepasan ekspor di Semarang,  Rabu, 13 Oktober 2021 menyatakan CV Mebel Internasional yang merupakan peserta ECP  wilayah Jawa Tengah berhasil mendapatkan permintaan dari UEA dengan memanfaatkan lokapasar internasional yang difasilitasi oleh ECP.

Ia menuturkan, momentum pemulihan ekonomi yang ditandai dengan peningkatan permintaan ekspor harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Peluang yang ada, menurut dia,  harus digarap sebaik-baiknya oleh pelaku usaha  dengan mengekspor produk  ke pasar global. “Kami terus melakukan fasilitasi untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM Indonesia melalui  kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak.”  

CV Mebel Internasional adalah peserta ECP Jawa Tengah kelima yang menembus pasar ekspor. Sebelumnya,  CV Megatrading Agri Corpora  asal Klaten berhasil melakukan ekspor perdana ke Rusia pada Mei 2021. Ada lagi  CV Sinar Mulyo Kapok (Pati), CV Janitra Abadi Berkah (Semarang), dan CV Cahaya Anak Negeri (Magelang). Produk ekspor utama kelima peserta tersebut adalah furnitur, briket arang, kapok fiber, dan kerajinan tangan senilai total US$ 116.220 (Rp 1,64 miliar). Sementara untuk tujuan ekspor yaitu UEA, Rusia, Jerman, Brasil, Singapura, dan India.

UEA  merupakan pasar nontradisional yang menjadi negara potensial bagi Indonesia untuk mengembangkan ekspor. Hal ini mengingat UEA merupakan hub untuk memasuki negara-negara di  kawasan Timur Tengah lainnya. Selain itu,  UAE sedang menjadi tuan rumah pameran Expo 2020 Dubai yang diikuti berbagai Negara, termasuk Indonesia. Pameran berlangsung pada 1 Oktober 2021 hingga 31 Maret 2022.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah M. Arif Sambodo yang juga hadir dalam acara pelepasan mengharapkan pelepasan ekspor ini memberi motivasi, khususnya bagi 25 peserta ECP 2021  yang belum berhasil melakukan ekspor.  Dia menuturkan, kontribusi ekspor furnitur ke UEA  baru sebesar 0,93 persen dari total nilai ekspor furnitur JawaTengah pada periode Januari–Juli 2021.

“Artinya potensi ekspor furnitur ke UEA masih terbuka luas. Selain UEA, negara tujuan ekspor nontradisional yang cukup potensial bagi furnitur adalah Spanyol, Kanada, dan Swedia,” ucapnya.

Pemilik sekaligus komisaris CV Mebel Internasional Christianto Prabawa menimpali, kenaikan biaya kontainer dan logistik mempengaruhi daya saing produk ekspor. Dia mengungkapkan, produk CV Mebel Internasional harus menunggu 4—6 pekan untuk bisa dikirim. Kenaikan biaya logistik juga membuat importir cenderung mendatangkan barang dari negara-negara terdekat.

Dia mencontohkan, pembeli Eropa lebih suka mendatangkan barang dari Eropa Timur dan pembeli Amerika Serikat mendatangkan barang dari Meksiko yang lebih murah. Belum lagi lonjakan harga barang-barang pendukung yang harus diimpor semakin memberatkan eksportir. Untungnya, kata dia,  program ECP sangat membantu eksportir dalam mencari pembeli.

“Kami ucapkan terima kasih kepada Kementerian Perdagangan atas bimbingan dalam mengolah data, mencari kekuatan, mencari data calon pembeli, dan menawarkan produk,” uajr Christianto. 

ECP merupakan kegiatan pembinaan UMKM berorientasi ekspor dengan lama program setahun yang telah dilaksanakan sejak 2010 oleh Balai Besar PPEI. Ruang lingkup ECP mencakup peningkatan kualitas produk, kesiapan proses ekspor, pemasaran dan pencarian calon pembeli potensial, perbaikan manajemen produksi, daya saing produk, desain dan kemasan produk, serta pengembangan tim ekspor.

Pada 2021 ECP dilaksanakan di 10 kota, yaitu Semarang, Surabaya, Bandung, Bandar Lampung, Jakarta, Yogyakarta, Banda Aceh, Serang, Samarinda, dan Makassar. Sebanyak 30 pelaku UMKM di setiap wilayah akan didampingi selama program berjalan. Peserta mendapatkan pendampingan secara daring melalui webinar dan penjajakan kesepakatan bisnis dari perwakilan perdagangan Indonesia di berbagai negara. Selain itu, peserta berkesempatan mengikuti seleksi pameran internasional.

Untuk wilayah Jawa Tengah, ECP 2021 telah memasuki tahap keempat. Pada tahap ini dilakukan kunjungan ke lokasi produksi peserta di seluruh wilayah Jawa Tengah. Kunjungan dilakukan pada 28—30 September 2021. Dalam pelaksanaan ECP Jawa Tengah, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah.

Berita Lainnya