Asesmen untuk Perbaikan Kualitas Pembelajaran
Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter).
Tempo
Sabtu, 4 September 2021
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo, mengatakan asesmen nasional adalah evaluasi sistem pendidikan dan bukan penilaian terhadap murid, guru, atau kepala sekolah sebagai individu. “Asesmen nasional dirancang untuk mendorong dan memfasilitasi perbaikan kualitas pembelajaran,” ujarnya, Kamis, 2 September 2021.
Asesmen nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter). Kemudian, kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. “Evaluasi terhadap mutu sekolah akan dikumpulkan dari tiga instrumen utama, yaitu asesmen kompetensi minimum (AKM), survei karakter, dan survei lingkungan belajar,” kata Anindito.
Menurut dia, asesmen nasional yang dilakukan pada September-Oktober 2021 bukan untuk pemeringkatan sekolah, tetapi kepada kompetensi. Asesmen memberi umpan balik tentang hasil belajar yang paling mendasar dan perlu diprioritaskan, serta informasi cara meningkatkan kualitas pembelajaran.
Anindito menjelaskan asesmen nasional sebagai evaluasi sistem tidak memiliki konsekuensi pada murid peserta asesmen. Sebagai pemetaan dan umpan balik bagi satuan dan dinas pendidikan, maka tidak ada skor individu, murid, guru, juga kepala sekolah. “Tujuannya adalah perbaikan proses pembelajaran,” ujarnya.
Dia menjelaskan ciri-ciri sekolah yang efektif seperti yang digambarkan dalam asesmen nasional, adalah mencakup ciri pengajaran yang baik, refleksi guru dan kepemimpinan kepala sekolah. Kemudian program sekolah yang membentuk iklim akademik, sosial, dan keamanan yang kondusif.
Asesmen nasional semester 1-2021/2022, kata Anindito, dilakukan di daerah yang sudah boleh melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Hasil asesmen digunakan sebagai pemetaan awal untuk menangani hilangnya kesempatan belajar (learning loss) akibat pandemi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng, Muhammad Harris, mengatakan pengenalan penggunaan laptop, khususnya siswa tingkat sekolah dasar menjadi prioritas. “Ada di antara murid SD yang belum pernah menggunakan laptop atau mengenal IT dengan baik,” kata dia.
Asesmen Nasional sebagai salah satu pemetaan dan potret mutu sekolah, seperti kata Harris, sejalan dengan visi Kabupaten Bantaeng yakni peningkatan SDM. “Dan karena tak ada lagi zona merah, pembelajaran tatap muka terbatas juga sudah berlangsung di sini selama dua minggu,” ujarnya.
Pelaksaan Asesmen Nasional 2021 sifatnya adaptif dan fleksibel sesuai dengan situasi pandemi di berbagai daerah. Pelaksanaan asesmen diselenggarakan mengikuti kebijakan makro pemerintah sesuai pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). “Maksimal awal tahun depan bagi yang belum siap,” kata Anindito.
Konsultan pendidikan, Evi Ghozaly, berharap asesmen nasional tidak menyebabkan siswa tertekan. “Anak dapat belajar dengan riang dan orang tua tenang, tak ada bullying, anak percaya diri, dan kualitas pendidikan menjadi lebih baik,” ujarnya.