JAKARTA - Indonesia harus bangkit dari masa pagebluk melalui sinergi, guna melahirkan inovasi agar sektor kesehatan dapat berdaulat bagi kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkan hal ini, Indonesia memerlukan saintis-saintis yang mampu mengupayakan terobosan. Dexa Award Science Scholarship, menjadi komitmen Dexa Group untuk mencetak saintis di sektor kesehatan.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan, bahwa komitmen Dexa Group dalam menggelar beasiswa S2 dan penelitian ini, akan berkontribusi dalam memperkuat sinergi pentahelix dalam penelitian dan pengembangan industri farmasi Indonesia.

“Riset dan inovasi kesehatan harus ditopang dengan sumber daya manusia yang kuat dan kompeten karenanya BPOM sangat mendukung dan menyambut baik program Dexa Award Science Scholarship yang difokuskan pada pendidikan dan penelitian di kesehatan termasuk obat dan juga obat herbal,” kata Penny dalam keterangannya, Rabu, 30 Juni 2021.

Adapun pentahelix ini terdiri dari lembaga pendidikan dan peneliti, industri farmasi yang melakukan hilirisasi penelitian, pemerintah sebagai regulator dan fasilitator, masyarakat sebagai konsumen produk akhir, serta media yang selalu mendukung komunikasi dan edukasi kepada khalayak secara umum.

Pimpinan Dexa Group, Ferry Soetikno mengatakan, dalam membangun sumber daya manusia yang inovatif memang dibutukan program yang baik. Dengan, Dexa Award Science Scholarship diharapkan dapat mencetak kader-kader ilmuwan Indonesia di masa depan yang mampu menggerakkan dan memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, serta menghasilkan produk dalam bidang farmasi dan kesehatan. “Di tahun penyelenggaraan yang ke-4, DASS berhasil menarik minat ribuan generasi muda Indonesia yang ingin berkontribusi dan memajukan bangsanya,” tuturnya.

Sebagai informasi, sebanyak 1.197 saintis muda telah mendaftar untuk mendapatkan beasiswa Dexa Award Sciences Scholarship 2021.