Kemendikbud Sosialisasikan Gerakan Sekolah Menyenangkan di Papua

Perlu diwujudkan ekosistem pendidikan yang mengedepankan suasana belajar yang menarik, nyaman, dan menyenangkan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.

Tempo

Selasa, 23 Maret 2021

Sorong - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah mensosialisasikan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) di Papua. Sosialisasi dilakukan lewat lokakarya bagi kepala SMK dari Papua dan Papua Barat yang dilangsungkan di Kota Sorong dari tanggal 21 sampai 26 Maret 2021. 

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto menjelaskan kegiatan ini bertujuan menciptakan ekosistem pendidikan yang positif guna menyiapkan lulusan SMK yang berkarakter dan sesuai kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto saat jumpa pers di Kota Sorong, Papua Barat, Senin 22 Maret 2021

“Kita ingin membangun sumber daya manusia yang ada di Papua dan Papua Barat, dengan membangun pola berpikirnya, inovasinya, dan keberanian untuk menciptakan terobosan-terobosan baru. Untuk itu pertama yang kita dorong adalah kepala-kepala dan jajaran pemimpin SMK melalui gerakan sekolah menyenangkan,” tutur Direktur Jenderal Diksi, Wikan Sakarinto saat jumpa pers di Kota Sorong, Papua Barat, Senin (22/3). 

Wikan melanjutkan, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan akses keikutsertaan kepala SMK di Provinsi Papua dan Papua Barat dalam program-program di Ditjen Diksi. Para kepala SMK diharapkan mampu mengembangkan visi dan mindset mereka layaknya seorang pemimpin perusahaan (CEO). “Agar nantinya proses link and match antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia industri dapat berjalan sustain dan selaras,” ujarnya. 

Menurut Wikan, kepala sekolah harus memiliki karakter ‘pemimpin subur’ yang punya kemampuan motivator, inovator, organizing, dan controlling dalam pelaksanaan pembelajaran di SMK. “Target yang spesial kami ajak gerakan sekolah menyenangkan agar benar-benar bisa membangun leadership dan pola pikir kepala SMK se-Papua dan Papua Barat,” jelas Wikan. 

Penggagas Gerakan Sekolah Menyenangkan  Muhammad Nur Rizal mengatakan gerakan tersebut dapat membantu mengubah pola pikir agar orientasinya tidak hanya menguasai konten, namun juga soft skills dan kompetensi. 

“Harapannya dengan perubahan paradigma ini, akan tumbuh anak-anak yang punya talenta terbaik sehingga link and match dengan dunia industri berdasarkan passion dari anak-anak itu,“ kata Rizal. 

 Pada kesempatan yang sama, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Ahmad Saufi menyatakan perlunya perubahan mindset dalam sistem pembelajaran. Ini agar penyiapan hard skills yang menjadi fokus SMK selaras dengan pengembangan karakter (soft skills) peserta didik. 

“Untuk mencapai hal ini, perlu diwujudkan suatu bentuk ekosistem pendidikan yang mengedepankan suasana belajar yang menarik, nyaman, dan menyenangkan agar peserta terus memiliki motivasi untuk meningkatkan kualitas belajarnya,” tuturnya.

Ahmad Saufi berharap, kegiatan ini dapat mengoptimalkan persiapan SMK di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat untuk mengakses program pengembangan SMK Pusat Keunggulan (PK). 

“Kegiatan workshop ini merupakan bagian dari program peningkatan kapabilitas manajerial kepala SMK untuk menciptakan ekosistem sekolah yang menyenangkan sehingga dapat mengoptimalkan pengembangan karakter dan potensi peserta didik,” ujarnya.

Untuk lebih menguatkan kemitraan SMK dengan dunia kerja, pada kesempatan ini juga diundang 23 mitra dunia usaha dan dunia industri di wilayah Papua dan Papua Barat. Perwakilan SMK dan dunia kerja akan menandatangani perjanjian kerja sama dan penyusunan rencana aksi bersama.

Secara umum, lokakarya ini bertujuan agar kepala SMK mempunyai pemahaman yang sama tentang gerakan sekolah menyenangkan di sekolah, dan menghasilkan kepala sekolah yang mampu menciptakan ekosistem perubahan di sekolah. 

Berikutnya, para peserta mampu melaksanakan program tindak lanjut sebagai salah satu agen perubahan dalam mewujudkan ekosistem sekolah menyenangkan untuk memaksimalkan potensi peserta didik SMK.

Selain itu, para peserta secara optimal dapat mengakses program pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan melalui aplikasi TAKOLA SMK termasuk program SMK sebagai Pusat Keunggulan Tahun 2021. 

Para peserta diharapkan mampu mengimplementasikan kerja sama dengan dunia kerja secara berkesinambungan yang akan diberikan selama kurang lebih enam bulan ke depan oleh Kemendikbud.(*)

 

Inforial

Berita Lainnya