Pesona Musik Kita di Malaysia

Ahmad Sahidah,
Dosen Filsafat Universitas Utara Malaysia

Setiap kali saya bertanya kepada kawan Melayu tentang kesukaan pada lagu Indonesia, mereka bilang karena kekuatan liriknya. Tentu perasaan itu tak bisa dielakkan karena daya ungkap lagu kita berbeda dengan negeri seberang. Betapapun akar bahasa sama, Melayu, gaya puitis di antara penggubah lagu dua serumpun ini berbeda. Masing-masing akan menemukan keunikan diksi. Pada waktu yang sama, adanya kemungkinan salah paham menganga karena ketaksaan makna dari kata.

Pada 1990-an, lagu Suci dalam Debu oleh Iklim begitu disukai di sini. Salim membawakannya dengan mendayu-dayu, khas cengkok Melayu. Lagu jiwang atau balada meraja. Bukan hanya diminta pendengar radio, seorang pendengar di radio lokal Madura bahkan meminta untuk membawakannya dengan iringan gitar. Secara keseluruhan, penikmat di sini mungkin bisa memahami. Tapi adakah mereka mengerti arti bekas yang berdebu? Bekas di sana adalah wadah, bukan mantan. Hal serupa, lagu Maia Ratu, Teman Tapi Mesra, yang di negeri jiran kata mesra bermakna ramah (friendly).

Minggu, 12 Oktober 2014

Ahmad Sahidah,
Dosen Filsafat Universitas Utara Malaysia

Setiap kali saya bertanya kepada kawan Melayu tentang kesukaan pada lagu Indonesia, mereka bilang karena kekuatan liriknya. Tentu perasaan itu tak bisa dielakkan karena daya ungkap lagu kita berbeda dengan negeri seberang. Betapapun akar bahasa sama, Melayu, gaya puitis di antara penggubah lagu dua serumpun ini berbeda. Masing-masing akan menemukan keunikan diksi. Pada waktu yang sama, adan

...

Berita Lainnya