JAKARTA – Kinerja emiten pertambangan batu bara berpotensi terganggu oleh penurunan harga komoditas energi secara global. Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan, mengatakan harga batu bara yang terombang-ambing di angka US$ 157-450 per metrik ton sepanjang tahun lalu sudah anjlok lebih dari 50 persen. Selama empat bulan terakhir, nilainya tak melewati US$ 200 per metrik ton, jauh dari posisi US$ 404 per metrik ton pada Desember 2020.