Lapar

Jean Genet

TELAH lama ia menderita karena lapar dan siksaan dingin di sebuah kamar sempit yang tunggakan sewanya belum terlunasi. Satu malam ia tak tahan lagi. Kelaparan menggerakkannya. Dirasanya pedih itu di lambungnya-sesuatu yang terus meremas-remas alat pencernaannya. Rasa masam naik dari lambungnya ke mulut, lenyap, menelanjangi diri sebagai sebuah hasrat. Ia berbalik di ranjangnya dan memikirkan Paulo yang telah memberinya dasi berbahan lembut yang digantungkannya pada sebuah paku di dinding. Persahabatan tak mencegahnya berpikir untuk menjual gombal sutra usang itu demi mendapatkan uang sekadar pembeli roti. Kepada siapa ia bisa menjualnya? Itu cendera mata, tapi Paulo akan mengerti jika dasinya digunakan untuk mengenyahkan kelaparan seorang kawan.

"Jika kakiku terluka, ia tak akan keberatan aku menghentikan perdarahan dengan dasinya biarpun dasi itu akan rusak karenanya."

Minggu, 23 Juni 2013

Jean Genet

TELAH lama ia menderita karena lapar dan siksaan dingin di sebuah kamar sempit yang tunggakan sewanya belum terlunasi. Satu malam ia tak tahan lagi. Kelaparan menggerakkannya. Dirasanya pedih itu di lambungnya-sesuatu yang terus meremas-remas alat pencernaannya. Rasa masam naik dari lambungnya ke mulut, lenyap, menelanjangi diri sebagai sebuah hasrat. Ia berbalik di ranjangnya dan memikirkan Paulo yang telah memberinya dasi berbahan l

...

Berita Lainnya