Sejumlah anak dengan sindrom Down memperagakan busana yang coraknya merupakan hasil karya lukis mereka. Ada pula pameran bermacam barang cendera mata.

Keterbatasan tak mengurangi semangat anak-anak penyandang sindrom Down untuk berkarya. Dengan mengasah bakat dan kemampuan, mereka bersinar serta menginspirasi banyak orang. Inisiatif untuk memberdayakan para penyandang kelainan genetik ini pun bermunculan. Para pendamping yang peduli menggali dan mengembangkan potensi kreatif mereka sekaligus memupus stigma yang melekat pada anak-anak berkebutuhan khusus itu.

Seni lukis menjadi saluran berekspresi sejumlah penyandang sindrom Down. Meski pandemi Covid-19 menghambat keleluasaan mereka berkreasi di sanggar atau kelas-kelas seni, semangat berkarya mereka tetap menyala.

Beberapa tahun terakhir, industri hiburan dan fashion dunia mulai melibatkan para penyandang sindrom Down. Mereka tak hanya diposisikan di belakang layar, tapi juga tampil mewakili merek-merek terkenal.

Ada banyak stigma negatif yang menempel pada mereka yang menyandang sindrom Down (Down syndrome). Sejumlah individu dan komunitas berupaya mematahkan stigma itu dengan membukakan jalan agar mereka bisa berkarya di tengah masyarakat. Ada yang menggunakan jalur kesenian, ada pula yang menyalurkan potensi istimewa ini ke dunia kerja.

Kementerian Kesehatan RI melaporkan angka kelahiran anak dengan sindrom Down (Down syndrome) di Tanah Air cenderung meningkat.