maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Belum Memiliki Akun Daftar di Sini
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Empat hari setelah gempa mengguncang Cianjur, Jawa Barat, warga di sejumlah kampung yang porak-poranda masih hidup serba kekurangan. Mereka tinggal berdesakan di tenda seadanya. Sebagian mulai terserang gangguan kesehatan. Sedangkan evakuasi korban yang tertimbun tanah longsor belum tuntas.
Di atas kertas, banyak gempa yang lebih kuat mengguncang Indonesia ketimbang gempa Cianjur. Phil R. Cummins, profesor ilmu kebumian di Australian National University, serta Mudrik Rahmawan Daryono, peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan penyebab gempa berkekuatan 5,6 skala Richter di wilayah sejuk di Jawa Barat tersebut yang bisa meluluhlantakkan 22 ribu bangunan serta menewaskan sedikitnya 268 orang.
Sejumlah warga yang terkena dampak bencana gempa di Kabupaten Cianjur belum sepenuhnya menerima bantuan. Selain terhalang oleh putusnya jembatan, akses menuju Kecamatan Cugenang dan Warungkondang—wilayah terparah akibat lindu—tak bisa dilalui kendaraan roda empat akibat adanya longsor susulan. Warga yang frustrasi mulai merampas bantuan di tengah jalan sebelum kendaraan pengangkut logistik tiba di lokasi tujuan.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.