PT Dirgantara Indonesia mendapat sertifikasi dari produsen pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, dalam hal riset desain. Dilanjutkan dengan rencana pembangunan pusat desain Boeing di Bandung.

PT Dirgantara Indonesia atau PTDI bersiap memproduksi pesawat N219 Nurtanio. Diprioritaskan untuk pasar domestik lebih dulu.

Sejumlah momentum musim puncak (peak season) pada tahun ini berpeluang membangkitkan industri penerbangan domestik. Pemerintah pun mengucurkan sejumlah stimulus untuk mempercepat pemulihan. 

Bidang kenavigasian bukan hal baru bagi Polana Banguningsih Pramesti, yang sudah menjajal berbagai jabatan di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan selama hampir 30 tahun. Hanya sebulan setelah pensiun, ia ditunjuk menjadi Direktur Utama AirNav Indonesia pada Januari lalu. Tugasnya berat, yakni memulihkan kinerja perusahaan yang sempoyongan akibat pandemi.  

Pelita Air Service pernah menerbangi rute berjadwal pada era 2000 awal. Layanan itu tak bertahan lama karena persaingan yang ketat.

Potensi pertumbuhan penumpang angkutan udara bukan satu-satunya faktor yang memancing maskapai penerbangan baru beroperasi di Indonesia.

Maskapai penerbangan baru mulai kembali giat mengembangkan pasar seiring melonggarnya aturan perjalanan udara. Sejumlah nama akan berfokus menggarap segmen penerbangan berbiaya murah.

Strategi penghematan pada masa pandemi diduga menjadi salah satu pemicu penundaan penggantian komponen pesawat terbang.

PT Dirgantara Indonesia (Persero) masih harus menempuh proses panjang sebelum bisa memasarkan pesawat perintis N219 Nurtanio. Termasuk mendapatkan sertifikasi dari lembaga penerbangan internasional.

PT Dirgantara Indonesia (Persero) mulai berburu kontrak penjualan pesawat N219 Nurtanio agar bisa segera memproduksi pesawat perintis ini. Nahdlatul Ulama disebut akan memesan lima unit Nurtanio.