Dirty Vote Bukan untuk Kepentingan Elektoral
Film Dirty Vote dibuat untuk memaparkan berbagai kecurangan pemilu. Tim menomboki biaya produksi.
Hanya dalam empat hari, film Dirty Vote ditonton lebih dari 8,5 juta kali di kanal YouTube. Tiga pakar hukum, Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari, memaparkan berbagai kecurangan yang terjadi sepanjang tahapan Pemilihan Umum 2024.
Tudingan terhadap karya yang disutradarai Dandhy Dwi Laksono itu seketika menyeruak karena dirilis tiga hari menjelang pemungutan suara. Bivitri, pengajar di Sekolah Tinggi Hukum Jentera, menyebutkan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini