Homepage
  • login/register
  • Home
  • Berita Utama
  • Editorial
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Internasional
  • Olahraga
  • Sains
  • Seni
  • Gaya Hidup
  • Info Tempo

koran tempo

29
Februari
2020
Dukung Independensi Tempo
  • Home
  • Berita Utama
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Sains
  • Editorial
  • Opini
  • Info Tempo
  • Cari Angin
SebelumnyaTopik 1/2 Selanjutnya
Topik

Berbelanja Sambil Menambang Uang

Bagi pelaku jasa titip, berbelanja bukan berarti menguras rekening bank. semakin banyak dan sering berbelanja, Justru saldo ATM mereka terus bertambah. Mencari uang tambahan dengan cara menyenangkan.

Edisi, 29 Februari 2020
Profile
Tempo
Big Bad Wolf Jakarta 2018 di Indonesia Convention Exhibition, Tangerang, Banten. TEMPO/ Nita Dian

Shinta Aprilia punya cara unik untuk menambah pundi-pundi keuangannya. Padahal yang ia lakukan adalah berbelanja sebanyak-banyaknya. Ya, bagi Shinta, semakin sering dan semakin banyak berbelanja, dompetnya justru akan semakin tebal. Caranya: menyediakan jasa titip belanja baju dari butik-butik perancang.

Aneka produk baju, jaket, atau luaran wanita yang dijual lewat akun Instagram @jastipemak_ miliknya itu dibeli oleh teman-temannya yang berada di Bandung dan Jakarta. Setelah terkumpul, pesanan dikirim ke konsumen. "Kami bagi tugas, saya yang mengurusi pembeli, teman-teman yang mengambil barang dari toko dan mengirim ke konsumen," ujarnya kepada Tempo, kemarin.

Akun itu didirikan Shinta pada awal 2019. Meski pengikutnya belum lebih dari seribu, akun yang ia buat khusus untuk berjualan ala "jasa titip" alias jastip ini punya ratusan konsumen loyal. Shinta memang tak sembarangan menjual produk. Ia hanya memasarkan aneka produk busana keluaran merek-merek dan desainer lokal yang eksklusif dan terbatas. Sering kali busana yang dijual itu sedang ngetren di kalangan perempuan berusia 20-40 tahunan.

Beberapa merek yang sering dipasarkan antara lain Kamima, Nadjani, Ema Daily, dan Wearing Klamby. Merek-merek itu bukanlah produsen busana massal, melainkan pakaian yang dijual dalam jumlah sedikit dengan bentuk dan model yang punya ciri khas masing-masing. Bahkan, kata Shinta, beberapa merek ada yang setiap hari mengeluarkan produk berbeda satu sama lain. "Makanya, baju-bajunya sering jadi rebutan."

W251bGwsIjIwMjEtMDQtMTEgMDU6NDU6NTYiXQ

Nah, bagi konsumen yang malas ke butik atau bazar tempat merek-merek itu biasa dipasarkan, Shinta dan kawan-kawan menjadi perpanjangan tangan mereka. "Kami yang datang ke toko atau pameran, memilihkan barangnya, membayarnya, lalu mengirimnya ke pemesan." Tak jarang, Shinta menambahkan, karena produk yang dijual toko begitu terbatas, di lokasi bazar tim mereka berebut dengan pembeli lain. "Dorong-dorongan sampai cakar-cakaran demi mendapatkan baju pesanan itu sudah biasa," dia berseloroh.

Kejelian melihat tren dan peluang adalah modal memulai usaha ini. Ia sendiri terinspirasi menjadi pelaku jastip untuk produk butik lokal karena melihat tren perempuan masa kini yang mulai gemar membeli produk-produk desainer dalam negeri. "Termasuk saya sendiri," ujar perempuan yang tinggal di Jogjakarta ini. Shinta pernah menjadi konsumen setia usaha jastip milik orang lain. "Daripada cuma belanja menghabiskan uang, mendingan sekalian jualan." Kini konsumen loyal Shinta tersebar di Jawa, Sumatera, hingga Pulau Natuna.

Usaha jasa titip, alias jastip, yang dijalankan Shinta populer sejak tiga tahun lalu di Instagram. Model usaha ini dimulai dari para pelancong asal Tanah Air yang sedang berlibur di luar negeri. Di akun Instagram mereka, selain mengunggah foto-foto liburan, mereka membuat pengumuman jastip.

Biasanya para pelancong akan menentukan toko atau produk khas setempat apa yang akan mereka beli. Pengguna Instagram lain yang berminat bisa memesan langsung ke mereka. Bisnis ini lumayan menguntungkan, karena pelaku jastip akan menjual barang pesanan dengan harga sedikit lebih mahal sebagai upah atas jerih payah mereka berbelanja dan membawa barangnya ke Tanah Air.

Tapi, setahun terakhir, usaha jastip barang-barang asal luar negeri mulai "tiarap" gara-gara semakin ketatnya aturan bea dan cukai. Pada Oktober tahun lalu, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI memperketat pengawasan terhadap model usaha semacam ini. Para pelaku jastip luar negeri dibatasi dengan aturan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 203/PMK.04/2017 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Barang yang Dibawa oleh Penumpang, Awak Sarana Pengangkut, Pelintas Batas, dan Barang Kiriman. Dalam aturan ini, batas barang bawaan yang dibeli dari luar negeri tanpa dikenai pajak adalah US$ 500 per orang. Jika melewati batas itu, kelebihannya dihitung sebagai barang kena pajak.

Toh, peluang usaha jastip ini memang menggiurkan, apalagi tak perlu modal banyak untuk memulainya. Aneka barang yang bisa di-jastip-kan di dalam negeri disambar oleh mereka yang jeli melihat peluang. Selain orang-orang seperti Shinta yang melirik tren busana eksklusif, ada yang memanfaatkan pameran atau bazar produk-produk murah. Salah satu acara yang banyak diserbu pelaku jastip adalah bazar buku tahunan Big Bad Wolf, yang biasa digelar setiap awal Maret di BSD, Tangerang Selatan.

Salah satu pelaku jastip buku di perhelatan itu adalah Dien Nurdini asal Bogor. Dien menjalankan usaha bernama Jastip Santai ini bersama sejumlah teman semasa SMA-nya. "Kami hanya membuka jastip ketika ada Big Bad Wolf. Di hari biasa sih kembali jadi ibu rumah tangga," kata perempuan yang akrab disapa Adien itu.

Usaha Jastip Santai oleh Adien dan teman-temannya dimulai empat tahun lalu. Sama seperti Shinta, Adien juga terilhami membuka jastip setelah puas memenuhi hasrat belanjanya. Mulanya, Adien dan kelima temannya memulai jastip setelah banyak dari teman mereka sendiri ingin membeli buku di Big Bad Wolf tapi tak punya waktu untuk datang ke lokasi bazar. "Karena jauh di BSD, belum tentu orang bisa ke sana." Mereka lalu membuka jastip dengan berpromosi di akun media sosial masing-masing. Rupanya, promosi itu menyebar luas sehingga banyak orang lain yang ikut mendaftar sebagai pemesan buku.

Jastip Santai menerapkan sistem belanja yang unik. Awalnya, calon pembeli diminta mengisi formulir berisi data diri, alamat, dan nomor kontak. Para pembeli diundang untuk bergabung dalam satu grup percakapan WhatsApp di mana Adien dan kawan-kawannya juga terlibat. Karena pameran Big Bad Wolf digelar berhari-hari, Adien dan teman-temannya datang bergiliran ke lokasi.

Sebelum tiba di lokasi, orang yang "bertugas" berbelanja membuat pengumuman bahwa mereka akan ada di lokasi pada waktu yang ditentukan. Barulah, di tempat pameran buku, mereka menggunakan fitur video siaran langsung di WhatsApp atau Instagram untuk memperlihatkan buku-buku apa saja yang bisa dipesan konsumen. Di grup WhatsApp itulah semua pesanan dan transaksi dicatat.

Menurut perempuan 32 tahun ini, yang paling laris dari perhelatan Big Bad Wolf adalah buku anak-anak. Tapi, karena stok bukunya kerap berganti-ganti setiap hari, tak jarang Adien dan teman-teman bisa bolak-balik ke BSD untuk memenuhi pesanan konsumen. Terkadang mereka juga mengadakan sesi pemesanan buku berdasarkan topik. Misalnya, kata Adien, ada sesi pemesanan khusus buku psikologi, lalu di hari berikutnya rekan Adien yang lain membuka sesi pemesanan khusus buku kerajinan atau buku resep memasak.

Jika ditotal, dalam satu kali datang ke lokasi pameran, Adien bisa mendapat keuntungan bersih Rp 500 ribu-Rp 1 juta dari transaksi pembelian buku sekitar Rp 10 juta. "Sehari kami bisa beli ratusan eksemplar buku. Untung ada suami kami yang sigap membantu membawakan barang-barang pesanan, he-he-he," ujarnya. Karena jumlah transaksi yang tinggi, Adien sering mendapat keuntungan tambahan dari penyelenggara Big Bad Wolf. "Misalnya dapat voucher belanja."

Bagi Adien, model usaha ini banyak menghasilkan keuntungan. "Bukan cuma untung secara uang, tapi hasrat untuk berbelanja tanpa keluar banyak uang juga terpenuhi," kata dia.

Peluang usaha jastip tak hanya dari acara bazar atau pada penjualan produk tertentu yang eksklusif. Barang sehari-hari yang dijual di toko dan mal, seperti kosmetik, produk perawatan tubuh, sampai aksesori rumah tangga dan alat tulis, juga bisa "di-jastip-kan". Salah satu pelakunya adalah Aisyah Putri, 25 tahun. Perempuan kelahiran Gresik, Jawa Timur, yang sudah lama tinggal di Jakarta ini kerap membuka jastip barang-barang biasa seperti itu untuk dijual kembali ke pemesan yang berada di luar kota.

Biasanya, kata Putri, barang yang dicari adalah produk suatu toko atau merek yang baru keluar di Jakarta dan belum ada di daerah lain. "Misalnya kayak waktu Miniso (toko aksesori bergaya Jepang) baru buka di Jakarta," ujarnya. Putri pun kebanjiran order dari pemesan di kota lain. Pelanggannya mau membayar lebih mahal plus ongkos kirim. "Produk yang laku paling banyak kosmetik, tas, dan perintilan cewek."

Yang unik, pekan lalu, Putri baru saja menjual berkardus-kardus kopi instan saset dari salah satu merek yang baru diluncurkan. Ceritanya, produsen kopi instan ini menggunakan Lucas Wong Yuk-hei, salah satu anggota boy band asal Korea, NCT, sebagai model iklan mereka. Nah, dalam paket kopi yang dijual, produsen juga memberikan bonus berupa kartu bergambar foto Lucas. "Penggemar NCT sangat memburu kopi ini, sampai nyari di mana-mana susah, karena memang produk baru, belum banyak beredar," kata Putri.

Untungnya, Putri punya teman yang bekerja di pabrik pembuat kopi itu. "Kebetulan pabrik kopi itu ada di Jawa Timur." Jadilah melalui temannya, Putri membeli berkardus-kardus kopi saset dengan bonus foto Lucas tersebut. Per bungkus kopi, yang dari pabriknya hanya seharga Rp 4.900, bisa dijual Putri seharga Rp 13 ribu. Bahkan Putri bisa menjual kopi ini kepada sejumlah fan NCT yang berada di Korea. "Harga jualnya, kalau dirupiahkan, bisa Rp 70 ribu per bungkus, di luar ongkos kirim."

Putri memang memiliki jaringan penggemar grup-grup musik Korean pop (K-Pop) hingga Negeri Ginseng. "Orang kalau sudah tergila-gila, harga berapa pun dibeli. Padahal mereka sendiri tahu harga aslinya." PRAGA UTAMA


Berbelanja Sambil Menambang Uang



SebelumnyaTopik 1/2 Selanjutnya

Hubungi Kami:

Alamat : Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No.8, Jakarta Selatan, 12210

Informasi Langganan :

Email : cs@tempo.co.id

Telepon : 021 50805999 || Senin - Jumat : Pkl 09.00 - 18.00 WIB

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2525 | 0882-1023-2343 | 0887-1146-002 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Informasi Lainnya :

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2828 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Komentar

Berita Terkait

  • Berbelanja Sambil Menambang Uang
  • Lebih Spesifik, Lebih Menarik

    Berita Lainnya

  • Cover Story

    Pulang atau Telantar

    Sekitar 1.600 calon anggota jemaah umrah asal Indonesia tertahan di sejumlah negara transit, setelah Arab Saudi menolak kedatangan mereka demi mencegah penularan virus corona.

    29 Februari 2020
  • Berita Utama

    Upaya Dispensasi bagi Pemegang Visa

    Sebanyak 34 ribu orang berisiko gagal berangkat ke Tanah Suci.

    29 Februari 2020
  • Berita Utama

    Biro Umrah Susun Skema Penjadwalan Ulang

    Mayoritas anggota jemaah memilih menunda keberangkatan ketimbang menerima pengembalian uang.

    29 Februari 2020
  • Cari angin

    Guru

    Inilah pelecehan yang nyaris sempurna untuk profesi guru. Terjadi di markas Kepolisian Resor Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

    29 Februari 2020
  • Buku

    Kesepahaman Islam dan Nasionalisme

    Umat Islam dan golongan nasionalis pernah sama-sama bergandengan tangan demi melepaskan Indonesia dari belenggu penjajahan.

    29 Februari 2020
  • Tamu

    Pidi Baiq: Saya Enggak Punya Cara Khusus Menulis Novel

    Energi Pidi Baiq seolah-olah tidak pernah habis. Belum selesai film terbarunya, Milea: Suara dari Dilan, tayang di bioskop pada bulan ini, pendiri kelompok musik The Panas Dalam ini bergegas mempersiapkan film terbarunya berjudul Helen dan Sukanta.

    29 Februari 2020
  • Sastra

    Ayam Taliwang

    Di atas panggangan Anak api memercikkan ujung nasib

    29 Februari 2020
  • Sastra

    Amuk

    Angin semilir berembus. Hawa dingin khas pegunungan menyapa.

    29 Februari 2020
  • Perjalanan

    Hikayat Air Suci Pemikat Jodoh

    Bagi warga lokal, Danau Ninivala di Maluku Tengah adalah tempat ideal untuk mengadem. Danau yang berada di tengah lembah ini juga menyimpan banyak legenda dan khasiat yang dipercaya warga. Dari pemikat jodoh, merukunkan keluarga, hingga melarungkan dosa.

    29 Februari 2020
  • iTempo

    Melacak Suasana Hati

    Aplikasi kesehatan mental, Riliv, meluncurkan fitur mood tracker untuk melacak mood penggunanya.

    29 Februari 2020
  • Kuliner

    Sensasi Rasa Teh Berusia Tua

    Teh bisa disimpan lama dan harganya juga semakin mahal. Rasanya pun beda.

    29 Februari 2020
  • Topik

    Berbelanja Sambil Menambang Uang

    Bagi pelaku jasa titip, berbelanja bukan berarti menguras rekening bank. semakin banyak dan sering berbelanja, Justru saldo ATM mereka terus bertambah. Mencari uang tambahan dengan cara menyenangkan.

    29 Februari 2020
  • Topik

    Lebih Spesifik, Lebih Menarik

    Salah satu trik yang digunakan penyedia jasa titip adalah menyasar ceruk pasar spesifik.

    29 Februari 2020
  • Ilmu dan Teknologi

    Mempercepat Transaksi Keuangan Digital

    Total transaksi yang dilakukan Faspay mencapai Rp 1,5 triliun selama 2019.

    29 Februari 2020
  • Ekonomi dan Bisnis

    Pelaku Industri Siapkan Paket Wisata Harga Korting

    Perhimpunan hotel berharap influencer ikut mempromosikan paket tersebut.

    29 Februari 2020
  • Pentas

    The Jacksons hingga Musikus Gen Z

    Java Jazz diwarnai dengan berbagai kolaborasi musikus dalam dan luar negeri.

    29 Februari 2020
  • Metro

    Meluruhkan Awan, Mencegah Hujan

    Siklon Ferdinand dan Esther membuat awan hujan terbentuk pada malam hari, di luar waktu terbang tim modifikasi cuaca.

    29 Februari 2020
  • Internasional

    Parlemen Malaysia Tolak Surat Mahathir

    UMNO dan PAS mendukung Muhyiddin, Presiden Partai Pribumi Bersatu, sebagai kandidat perdana menteri.

    29 Februari 2020
  • Nasional

    Pemerintah Tak Pedulikan Keraguan atas Status Bebas Corona

    Kementerian Kesehatan telah memeriksa 136 spesimen suspect Covid-19 dan hasilnya negatif.

    29 Februari 2020
  • Olah Raga

    Gonjang-ganjing Olimpiade 2020

    Komite Olimpiade Internasional menunggu rekomendasi WHO untuk memutuskan Olimpiade akan berlanjut atau batal.

    29 Februari 2020
  • Olah Raga

    Saatnya Vidal Menebus Dosa

    Quique Setien berakrobat dengan memasang Vidal sebagai pemain sayap.

    29 Februari 2020
  • Olah Raga

    Ujian Bruno

    Dalam dua laga terakhir, dia bermain cemerlang.

    29 Februari 2020
Koran Tempo
  • TEMPO.CO
  • Majalah Tempo
  • Majalah Tempo English
  • Koran Tempo
  • Tempo Institute
  • Indonesiana
  • Tempo Store
  • Tempo.co English

© 2018 PT. Info Media Digital, All right reserved