Di balik kekurangan manusia, Tuhan pasti membekalinya dengan kelebihan. Muhammad Ade Irawan dan Iwan Hasan, misalnya. Sementara Ade tak bisa melihat sejak lahir, penglihatan Iwan terganggu akibat penyakit retinitis pigmentosa. Akibat penyakit ini, Iwan hanya bisa melihat di depan mata persis. Obyek di atas-bawah, kiri-kanan tak bisa dilihatnya. Namun Ade dan Iwan mampu membuktikan, pendengaran dan kemampuan analisis otak mereka terhadap nada jauh melampaui kekurangannya.
Muhammad Ade Irawan Keajaiban Kedelapan dari Chicago
Terlahir menjadi penyandang tunanetra tak membuat Muhammad Ade Irawan, 16 tahun, kehilangan kepercayaan diri. Tapi bukan pula karena memiliki postur tubuh atletis dan wajah nan tampan yang membuatnya bergelora menjalani kehidupan.
Meski tergolong amat pendiam, begitu di depan piano, sikap Ade langsung berubah 180 derajat. Energetik dan amat ekspresif. Tak cuma jemarinya yang lincah menari-nari m
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.