Tak Risau Meski Upah Kecil
Ia dibayar untuk duduk dan melayani pengunjung di sebuah warung telekomunikasi (wartel) selama delapan jam sehari. Gajinya hanya Rp 340 ribu sebulan. Tentu saja angka itu tidak akan cukup untuk hidup layak di Jakarta. Namun, ia tak pernah mengeluh. "Saya justru senang kerja begini," katanya saat ditemui Tempo Gading, Minggu lalu.
Namanya Dyah Puspita Sari. Pekerjaan sebagai penjaga wartel itu sudah dia lakoni selama empat tahun. Dyah merasa bersyuku
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini