Homepage
  • login/register
  • Home
  • Berita Utama
  • Editorial
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Internasional
  • Olahraga
  • Sains
  • Seni
  • Gaya Hidup
  • Info Tempo

koran tempo

16
Januari
2021
Dukung Independensi Tempo
  • Home
  • Berita Utama
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Sains
  • Editorial
  • Opini
  • Info Tempo
  • Cari Angin
SebelumnyaSeni 2/3 Selanjutnya
Seni

Deadline

Aku tidak bisa membayangkan semisal menulis cerita tentang seorang perempuan yang hidup di dunia rupa-rupa, dunia yang setiap orang bisa mengganti rupa sesuka hati.

Edisi, 16 Januari 2021
Profile
Tempo
Ilustrasi: Tempo/Imam Yunni

Eirlya

Waktu untuk menyetor naskah cerita pendek tinggal beberapa jam lagi, tapi naskah untuk dikirimkan belum tertulis dan tak terpikirkan akan bercerita soal apa. Aku tidak bisa membayangkan semisal menulis cerita tentang seorang perempuan yang hidup di dunia rupa-rupa, dunia yang setiap orang bisa mengganti rupa sesuka hati. Ketika si perempuan bosan dengan rupanya sendiri, dia bisa membeli rupa pada penjual rupa. Atau, di dunia itu rupa merupakan sesuatu yang tidak begitu berharga, tapi selalu saja ada pencuri rupa dan rupa yang dibuang karena tak diakui pemiliknya. Tapi cerita itu, tidak mungkin aku tulis dan mengirimkannya sebagai naskah. Itu bukan cerita yang diinginkan penerima.

Seandainya kuceritakan tentang lelaki yang kehidupannya melebihi keanehan mobil yang bisa berjalan mundur tanpa tertabrak, tidak mungkin akan diterima dan dianggap serius mengirimkan naskah. Padahal aku bisa menceritakan bahwa lelaki tersebut merasa dirinya berjalan maju sendirian dalam melakukan berbagai hal saat usianya memasuki lima puluhan. Itu terjadi saat dia terbangun dari tidur yang amat menyakitkan kepalanya, lalu melihat ke balik jendela, dan mendapati orang-orang berjalan mundur. Dia juga melihat bagaimana seekor cicak memuntahkan nyamuk dan nyamuk yang dimuntahkan terbang berdengung di telinganya. Lelaki tersebut menyangka dirinya bermimpi, tapi setelah duduk hingga matahari terbit, dia tetap melihat seluruh yang bergerak mengalami kemunduran. Matahari? Dia rasa matahari terbit dari barat. Apa dirinya sendiri yang merasakan kiamat? Kemudian lelaki tersebut menyaksikan semua orang bangkit mengeluarkan orang yang mati dari kuburannya dan menghidupkan kembali orang yang mati tersebut. Tapi tidak, sepertinya orang mati tersebut hidup sendiri.

Dan tak mungkin kuceritakan kisah semengerikan yang tidak memiliki ujung tersebut. Tentang lelaki berusia lima puluh tahun yang melihat segala hal berjalan mundur? Yang benar saja. Lebih baik kuceritakan tentang perjalanan Kera Sakti yang menemani biksu Tong Sam Chong untuk mengambil kitab suci. Berapa lama waktu yang mereka butuhkan untuk sampai ke barat? Apakah mereka sudah melewati negaraku? Berhasil mengambil kitab suci? Andai aku bisa menceritakan perjalanan mereka yang memakan banyak waktu, barangkali akan cocok untuk dikirimkan sebelum jam penyetoran berakhir. Tapi, bagaimana pun aku memikirkan sudut pandang untuk menceritakan kisah perjalanan mereka, terlalu banyak nama yang perlu disematkan kepada si Kera Sakti. Tidak mungkin kumasukkan nama Sun Go Kong, Son Goku, Hanoman, Monkey King untuk satu tokoh yang kepribadian dan namanya tidak sama di setiap daerah. Akan menjadi cerita apa naskah tersebut.

W251bGwsIjIwMjEtMDQtMTggMDU6NTM6NTUiXQ

Kemudian karena merasa tidak sanggup untuk mengirimkan naskah cerita pendek dengan sisa waktu yang sedikit, aku memilih berdiam diri dan membayangkan segala jenis cerita yang bisa kutulis meski entah bagaimana cara menuliskannya. Biasanya, ketika merasa amat bodoh, satu cerita tidak pernah bisa kutuliskan meski itu sekadar mengarang. Padahal bisa saja kukarang tentang yang sedih-sedih, agar pembaca ikut sedih. Meski kehidupanku tidak semenyedihkan sesuatu yang kuceritakan.

Sebuah beban, kadang membuatku harus menggelengkan kepala. Berpikir bisa menyelesaikannya sebelum waktu berakhir, namun diriku sendiri yang berakhir dan selesai di atas tempat tidur. Aku membutuhkan tekanan untuk menulis, tapi bukan seperti ini—menghitung dan memperkirakan berapa jam agar bisa menulis dan mengedit satu cerita untuk kemudian dikirimkan. Karena tekanan waktu dirasa kurang cukup, kemudian aku memilih untuk melompat dari atas gedung lantai lima. Dengan cara ini, aku mendapatkan tekanan yang berlipat-lipat. Aku mendapati diriku melayang. Dalam keadaan tersebut aku berpikir bisa terbang, meski tidak mungkin manusia di zaman modern bisa terbang tanpa alat bantu pengurang gravitasi. Aku bisa terbang, dan melihat orang-orang berkerumun di bawahku seraya melihat diriku yang melayang. Oh, mereka sangat takjub seraya menunjuk-nunjuk ke arahku. Aku tidak begitu mendengar sesuatu yang mereka katakan, tapi dari cara mereka bergerak dan berlarian, sepertinya aku akan menjadi terkenal. Tentu, dengan terkenal, tekanan akan lebih banyak, dan aku pasti bisa menulis. Terkenal? Bukankah yang melayang hanyalah pikiranku, sedang ragaku terjun bebas dan dikerumuni banyak orang? Mereka yang berkerumun menunjuk-nunjuk jendela gedung lantai lima seraya berkata, “Pria ini melompat dari jendela itu, aku melihatnya sebelum dia menjadi seperti ini.”

Ah, tidak mungkin aku mencari tekanan dengan cara melompat dari lantai lima. Kalaupun tekanan tentang mati lalu gentayangan begitu hebat, aku tak akan bisa menuliskannya dan menyetor naskah tepat waktu.

Barangkali aku terkesan bingung memikirkan bagaimana cara menulis cerita dengan cepat. Mengarang-ngarang? Ini bukan tipe manusia yang berusaha menjadi orang jujur. Semisal nanti aku bisa menyetorkan naskah tepat waktu, tentu cerita yang diambil penerima adalah cerita penuh kejujuran.

Aku tersenyum sendiri memikirkan bagaimana cerita yang akan kutulis dibaca oleh penerima. Terasa hambar, tapi tetap saja aku sempat tersenyum. Mungkin penerima naskah akan menganggap cerita yang dibacanya dibuat dengan candaan. Padahal penulis melakukannya mati-matian, berpikir ke mana-mana hingga sempat melompat dari lantai lima untuk menemukan pikiran.

Begitulah cerita singkat tentang susahnya menuliskan cerita ini dengan singkat. Selesai.*

*Catatan, semisal cerita ini betul-betul sampai pada penerima, berarti seorang pemuda yang berusaha menjadi gentayangan dan menyesali kegentayangannya telah melakukan berbagai cara agar bisa mengulang waktu hingga bisa mengirimkan naskah ini tepat waktu. Ah, bagaimana caranya mendeskripsikan kisah perjuangan dalam menuliskan cerita ini?

Akan coba kurasionalkan, meski nanti membuat cerita ini terkesan tidak surealis karena terlalu logis.

Pertama, pemuda yang mendapat tugas untuk menyetorkan naskah cerpen ini mendapat ancaman, “Kalau sampai tidak mengirim naskah, kamu harus mengulang kuliah, dengan mengulang kuliah, tentu acara pernikahanmu akan ditunda beberapa tahun lagi, karena tidak cepat menikah, orang-orang akan melihatmu seperti hantu, dan kamu tidak jauh beda dengan orang yang sudah mati.” Itu kalimat seorang perempuan yang membuat pemuda tersebut geram dan gemetar.

Kedua, pemuda tersebut mendapat bisikan, “Kamu berhenti saja dalam hal yang berbau tulis-menulis kalau tidak bisa mengirim naskah terbaru.” Itu kalimat lain dari bisikan dirinya sendiri.

Terakhir, pemuda tersebut berusaha menuliskannya sepenuh tenaga meski tidak tahu, naskah yang akan dikirim entah untuk apa dan siapa. Intinya, bahaya kalau sampai tidak mengirim. Karena dia tidak bisa menulis tanpa tekanan—selain tekanan waktu—dia melompat dari lantai lima sebuah gedung dan mati gentayangan. Saat mati gentayangan, dia amat tertekan karena setiap hal yang disentuhnya lebur, suara-suara aneh berputar di daun telinganya, dan dia tidak bisa makan meski merasa lapar. Dalam keadaan gentayangan tersebut, dia mencari cara agar bisa kembali hidup. Satu-satunya cara yang dia ketahui dari suatu bisikan, yaitu melakukan kontrak dengan raja iblis. Dia berhasil melakukan kontrak, dan hidup kembali untuk menuliskan cerita ini tepat sebelum waktu pengiriman berakhir.

Jakarta, 16 Desember 2020


Eirlya, sering mengarang cerita hanya untuk bersenang-senang.

#Sastra

SebelumnyaSeni 2/3 Selanjutnya

Hubungi Kami:

Alamat : Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No.8, Jakarta Selatan, 12210

Informasi Langganan :

Email : cs@tempo.co.id

Telepon : 021 50805999 || Senin - Jumat : Pkl 09.00 - 18.00 WIB

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2525 | 0882-1023-2343 | 0887-1146-002 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Informasi Lainnya :

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2828 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Komentar

Berita Terkait

  • Puisi Tjahjono Widijanto
  • Deadline
  • Pesan tentang Hidup

    Berita Lainnya

  • Info Tempo

    BAZNAS dan BPKH Serahkan Ambulans untuk Yayasan di Deli Serdang

    Bantuan diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal bagi masyarakat yang saat ini sedang dilanda pandemi Covid-19.

    1 hari lalu
  • Cover Story

    Merangkul Tenaga Kesehatan

    Pemerintah mempermudah pendaftaran ulang bagi tenaga kesehatan yang menjadi target prioritas vaksinasi Covid-19.

    16 Januari 2021
  • Berita Utama

    Kanal Pendaftaran Vaksinasi Diperluas

    Pemerintah menggandeng WhatsApp untuk menjadi kanal registrasi otomatis.

    16 Januari 2021
  • Berita Utama

    Tenaga Kesehatan Penolak Vaksin Akan Dikenai Sanksi

    Pemerintah merangkul organisasi profesi untuk mengkampanyekan vaksin di kalangan tenaga kesehatan.

    16 Januari 2021
  • Berita Utama

    Peluang Pengadaan Vaksin oleh Swasta Masih Terbuka

    Potensi munculnya isu kesenjangan antara masyarakat miskin dan kaya membuat pemerintah sulit mengambil keputusan.

    16 Januari 2021
  • Berita Utama

    Penuh, Rumah Sakit Kian Sering Tolak Pasien Covid-19

    Ada kisah pasien Covid-19 ditolak 61 rumah sakit di Jabodetabek.

    15 Januari 2021
  • Cari angin

    Ayo Divaksin

    Yang juga menyedihkan adalah musibah pandemi Covid-19. Kita selalu tak mau belajar dari kesalahan dalam menangani pandemi ini. Yakni komunikasi kita yang buruk.

    15 Januari 2021
  • Ekonomi dan Bisnis

    Kenaikan Harga Komoditas Topang Ekspor

    Badan Pusat Statistik mencatat ekspor 2020 sebesar US$ 163,31 miliar.

    15 Januari 2021
  • Ekonomi dan Bisnis

    Anomali Impor pada Akhir Tahun Tikus

    Nilai impor bahan baku dan barang modal meningkat pada Desember 2020.

    15 Januari 2021
  • Ekonomi dan Bisnis

    Surplus Tertinggi Sejak 2011

    Badan Pusat Statistik mencatat surplus neraca perdagangan sepanjang 2020 mencapai US$ 21,74 miliar.

    15 Januari 2021
  • Ekonomi dan Bisnis

    Grosir Online Barang Kelontong 

    GudangAda menjangkau lebih dari 300 ribu grosir serta pengecer level kecil dan menengah di Indonesia.

    15 Januari 2021
  • Gaya Hidup

    Fetty Kwartati: Relief Akan Jadi Bagian Transformasi Bisnis Sarinah

    Dalam konsep yang baru, relief tersebut akan ditonjolkan dan posisinya akan berada di bagian atrium serta akan menjadi ikon cagar budaya di Gedung Sarinah.

    16 Januari 2021
  • Gaya Hidup

    Semakin Digemari Kala Pandemi

    Aneka jenis wisata minat khusus, terutama yang berbau olahraga dan petualangan, semakin menarik minat berbagai kalangan.

    15 Januari 2021
  • Gaya Hidup

    Pelesiran Sembari Uji Nyali

    Selain susur gua dan panjat tebing, di sejumlah daerah bermunculan wisata petualangan dengan mobil offroad. Tetap diminati walau pada masa pandemi.

    15 Januari 2021
  • Gaya Hidup

    Wisata Petualangan Pemacu Adrenalin

    Wisata luar ruang bertema petualangan semakin diminati pada masa pandemi. Gua dan tebing-tebing kapur dijadikan lokasi wisata yang menguji adrenalin. 

    15 Januari 2021
  • Gaya Hidup

    Tambang Uang di Tebing dan Gua

    Komunitas warga mengembangkan potensi alam di sekitar mereka menjadi lokasi wisata. Menggeliatkan ekonomi warga yang terkena dampak pandemi Covid-19.

    15 Januari 2021
  • Metro

    Rintangan Baru, Tunggangan Lama

    Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno meminta dispensasi terhadap kewajiban uji emisi Ibu Kota.

    15 Januari 2021
  • Metro

    Batas Maksimal Pencemaran dari Knalpot

    KEWAJIBAN uji emisi yang mulai berlaku 24 Januari mendatang mengatur kandungan maksimal polutan yang mengepul dari masing-masing knalpot kendaraan bermotor pribadi yang melintas di Jakarta.

    15 Januari 2021
  • Nasional

    Korban Jiwa Gempa Majene Diprediksi Bertambah

    Selain 42 orang meninggal, diduga masih banyak korban tertimbun reruntuhan bangunan.

    15 Januari 2021
  • Nasional

    Tim SAR Boyong Peralatan Canggih ke Lokasi Gempa

    Relawan dari berbagai organisasi kemanusiaan berbondong-bondong mengirim bantuan ke Sulawesi Barat.

    16 Januari 2021
  • Nasional

    Trauma Setelah Dua Kali Guncangan

    Banyak pengungsi yang terisolasi akibat jalan Trans Sulawesi terputus setelah gempa.

    15 Januari 2021
  • Nasional

    Lindu Berulang di Perairan Sulawesi Barat

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membeberkan bahwa Sulawesi Barat berkali-kali diguncang gempa susulan, disamping dua lindu dengan magnitudo 5,9 dan 6,2 dalam dua hari terakhir. Selain kedua gempa ini, perairan di Sulawesi Barat beberapa kali diguncang lindu dalam skala besar.

    16 Januari 2021
  • iTempo

    Laptop Gaming Beresolusi 4K

    ROG Strix SCAR 17 merupakan laptop untuk para esports gamer profesional.

    15 Januari 2021
  • Seni

    Puisi Tjahjono Widijanto

    Tjahjono Widijanto adalah penyair kelahiran Ngawi, 18 April 1969, yang telah menerbitkan sejumlah buku puisi dan esai.

    15 Januari 2021
  • Seni

    Deadline

    Aku tidak bisa membayangkan semisal menulis cerita tentang seorang perempuan yang hidup di dunia rupa-rupa, dunia yang setiap orang bisa mengganti rupa sesuka hati.

    15 Januari 2021
  • Seni

    Pesan tentang Hidup

    Film produksi Pixar, Soul, menyajikan tokoh yang terobsesi dengan musik jazz. Film ini disutradarai Pete Docter dan melibatkan animator asal Indonesia, Paulie Alam.

    15 Januari 2021
Koran Tempo
  • TEMPO.CO
  • Majalah Tempo
  • Majalah Tempo English
  • Koran Tempo
  • Tempo Institute
  • Indonesiana
  • Tempo Store
  • Tempo.co English

© 2018 PT. Info Media Digital, All right reserved