Homepage
  • login/register
  • Home
  • Berita Utama
  • Editorial
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Internasional
  • Olahraga
  • Sains
  • Seni
  • Gaya Hidup
  • Info Tempo

koran tempo

22
Agustus
2020
Dukung Independensi Tempo
  • Home
  • Berita Utama
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Sains
  • Editorial
  • Opini
  • Info Tempo
  • Cari Angin
SebelumnyaSeni 1/1 Selanjutnya
Seni

Bocah-bocah Pelukis Perang

The Paintings of War mengisahkan perjuangan mereka dalam menciptakan karya seni lukis bernilai sejarah.

Edisi, 22 Agustus 2020
Profile
Tempo
Potret Dullah dalam Film The Paintings of War: Aggression in The Eyes of Children (2017) karya sutradara Agustinus Dwi Nugroho. Dok. Montase Productions

Agresi Militer Belanda ke II atau Operasi Gagak diawali di Yogyakarta, 19 Desember 1948. Saat itu, Yogyakarta menjadi Ibu Kota Republik Indonesia. Selama masa agresi tersebut, sekelompok anak-anak dikerahkan untuk mendokumentasikan peristiwa masa-masa agresi. Mereka mengabadikan momen-momen perang melalui lukisan. Anak-anak itu adalah murid Dullah, pelukis di Sanggar Seniman Indonesia Muda (SIM).

Dullah lahir di Surakarta, 19 September 1919. Sejak kecil ia telah akrab dengan seni karena tumbuh dalam keluarga pembatik. Tak banyak catatan tentang bagaimana mulanya ia tertarik dan belajar melukis. Berdasarkan lukisan tertua yang disimpan di Museum Dullah, Surakarta, diperkirakan ia sudah mulai berkarya pada paruh akhir 1930-an.

Saat agresi militer pecah, Dullah sempat mengungsi. Lalu ia kembali dan memiliki ide menurunkan anak-anak didiknya berusia 10-15 tahun untuk melukis suasana perang. Mereka antara lain adalah Mohammad Toha, Mohammad Affandi, Sardjito, Sri Suwarno, dan F.X. Supono Siswosuharto. Dullah membekali mereka dengan pensil, cat air, dan kertas berukuran 7 x 10,5 cm. Selepas melukis, mereka menyerahkan hasilnya kepada Dullah atau istrinya untuk disembunyikan.

Berjudul The Paintings of War: Aggression in The Eyes of Children, film dokumenter ini menyuguhkan gambar-gambar karya anak-anak itu dan menceritakan perjuangan mereka dalam menciptakan karya seni lukis fenomenal. Ada yang menyamar sebagai penjaja rokok hingga mengintip lewat sela-sela bilik. Bahkan, ada yang tertangkap dan hilang tak berbekas.

Film ini juga mengajak penonton untuk melihat peristiwa sejarah dengan perspektif estetis dan sudut pandang anak-anak. Bagaimana mereka menggambarkan berbagai peristiwa kejam. Meski dalam situasi tak biasa, lukisan-lukisan mereka tetap menampilkan teknik yang khas masing-masing.

Sutradara Agustinus Dwi Nugroho mengatakan lukisan perang yang ada di kanvas-kanvas kecil itu bukanlah lukisan biasa, tapi memiliki nilai sejarah. Apalagi dilukis oleh anak-anak dengan berani. Ia berharap film berdurasi 27 menit ini mampu menangkap semangat perjuangan dan nasionalisme dari sudut pandang anak-anak tersebut sebagai pejuang maupun seniman.

“Diharapkan film ini mampu menginspirasi dan mengedukasi kita semua yang merefleksikan sejarah perjuangan bangsa ini,” ujar Agustinus, seperti dikutip dari situs resmi Montase Film, yang memproduksi film ini.

Sutradara kelahiran Temanggung, Jawa Tengah, 27 Agustus 1990, itu dikenal aktif di dunia film sejak mengambil pendidikan master di perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Ia menjadi anggota Komunitas Film Montase sejak 2008. Beberapa film pernah ia sutradarai, baik fiksi maupun dokumenter, antara lain The Sacred of Kudus (2014), Ambarrukmo: Kedaton dalam Pusaran Waktu (2016), Arca (2015), dan Reco (2016).

The Paintings of War beberapa kali masuk dalam nominasi berbagai festival film bergengsi sejak pertama kali dirilis pada 2016. Terakhir, film ini menjadi nomine film dokumenter pendek terbaik Piala Maya 2020 di Jakarta. Film ini kini bisa dinikmati di channel YouTube Montase Production. 

 

INGE KLARA SAFITRI


W251bGwsIjIwMjEtMDQtMTQgMjA6MDU6MDYiXQ

 

The Paintings of War: Aggression in The Eyes of Children

Produser: Himawan Pratista

Sutradara: Agustinus Dwi Nugroho

Penulis Naskah: Agustinus Dwi Nugroho

Supervisi: Mikke Susanto, Eka Bhuwana

Cinematographer: Antonius Rah Utomo, Febrian Andhika, Fandri Lis Malindra, Rian Apriansyah

Audio: Gregorius Yogaswara Murti, Fandri Lis Malindra, Rian Apriansyah

Editor: Moh. Azri

Score: Gregorius Yogaswara Murti

 

Penghargaan:

 - Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2016, Nominasi Film Dokumenter Umum Terbaik, Manado, Indonesia

 - 12th Belize International Film Festival 2017, Nomination for Best Short Documentary – Screening, Belize

 - 5th Darbhanga International Film Festival 2018, Official Selection, Bihar, Indonesia

 - 48th Roshd International Film Festival 2018, Official Selection, Teheran, Iran

 - 8th Piala Maya 2020, Nominasi Film Dokumenter Pendek Terbaik, Jakarta, Indonesia

#Kesenian #Film

SebelumnyaSeni 1/1 Selanjutnya

Hubungi Kami:

Alamat : Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No.8, Jakarta Selatan, 12210

Informasi Langganan :

Email : cs@tempo.co.id

Telepon : 021 50805999 || Senin - Jumat : Pkl 09.00 - 18.00 WIB

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2525 | 0882-1023-2343 | 0887-1146-002 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Informasi Lainnya :

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2828 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Komentar

Berita Terkait

  • Bocah-bocah Pelukis Perang

    Berita Lainnya

  • Cover Story

    Pembungkaman Di Masa Pandemi

    Tangan-tangan tak terlihat berusaha membungkam media, organisasi, dan ahli yang getol mengkritik kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.

    22 Agustus 2020
  • Berita Utama

    Ramai-ramai Melacak Peretas Akun Pandu

    Lokasi login hingga indikasi jaringan peretas mulai terungkap.

    22 Agustus 2020
  • Berita Utama

    Kasus Peretasan Belum Sampai ke Kantor Polisi

    Kasus peretasan media massa tak pernah dilaporkan ke polisi karena membuka peluang orang luar untuk masuk ke server mereka.

    22 Agustus 2020
  • Berita Utama

    Teror Tak Hentikan Langkah 'Juru Wabah'

    Pandu Riono tetap aktif di Instagram untuk menyuarakan kritik kepada kebijakan pemerintah.

    21 Agustus 2020
  • Metro

    Sejenak Lupakan Corona di Tempat Wisata

    Ancol, Taman Mini, dan Ragunan kembali dipadati pengunjung pada akhir pekan panjang ini.

    22 Agustus 2020
  • Ekonomi dan Bisnis

    Menata Kapasitas di Masa Transisi

    Bandara Kertajati tetap dibuka tanpa aktivitas penerbangan.

    21 Agustus 2020
  • Topik

    Gelora Perjuangan Usaha Pelancongan

    Penetapan tatanan kenormalan baru sejak bulan lalu disambut meriah para agen perjalanan dan penyedia jasa wisata. Setelah berbulan-bulan mati suri akibat pandemi Covid-19, sebagian dari mereka kembali bergeliat mengajak wisatawan kembali berjalan-jalan. Mereka menjalankan beragam strategi, termasuk melibatkan selebritas media sosial.

    21 Agustus 2020
  • Tamu

    Happy Salma: Saya Berutang Budi pada Sastra

    Energi Happy Salma begitu membara dalam berkesenian.

    22 Agustus 2020
  • Nasional

    Buruh Akan Kawal Kesepakatan dengan Tim Baleg

    Dari lobi hingga unjuk rasa menjadi pilihan agar tuntutan buruh dalam RUU Cipta Kerja dipenuhi.

    21 Agustus 2020
  • Olah Raga

    Miller Buktikan Ducati Masih Eksis

    Selisih waktu seluruh pembalap berada dalam rentang satu detik.

    21 Agustus 2020
  • Ekonomi dan Bisnis

    Agar Urusan Kampus Semakin Mulus

    GoKampus membantu mahasiswa dalam mengurus perkuliahan. Termasuk untuk menjaring penerima beasiswa.

    21 Agustus 2020
  • Fotografi

    Pengabdian di Pegunungan Menoreh

    Sejumlah guru di Magelang rela mendatangi rumah para murid untuk melakukan pembelajaran tatap muka karena anak didiknya itu tidak punya telepon seluler pintar dan akses Internet

    21 Agustus 2020
  • Seni

    Bocah-bocah Pelukis Perang

    The Paintings of War mengisahkan perjuangan mereka dalam menciptakan karya seni lukis bernilai sejarah.

    21 Agustus 2020
  • Internasional

    Pengungsi Rohingya Berharap pada Barat

    UNHCR menilai pada akhirnya solusi untuk penderitaan Rohingya terletak di Myanmar.

    21 Agustus 2020
  • Topik

    Berkelana Lewat Layar Ponsel

    Agen perjalanan Whatravel tak mau ambil risiko mengadakan trip pada masa pandemi. Mereka beralih ke jalan-jalan virtual. Peminatnya membeludak.

    21 Agustus 2020
  • Olah Raga

    Setelah Messi Bertemu Koeman

    Barcelona tetap menginginkan Messi di Camp Nou.

    21 Agustus 2020
  • Olah Raga

    Berfokus pada Final

    Coutinho tak mau pusing mengenai spekulasi masa depannya di Barcelona.

    21 Agustus 2020
  • iTempo

    Menikmati Musik tanpa Suara Bising

    Tanpa harus melepas headphone, pengguna dapat bercakap-cakap secara normal.

    21 Agustus 2020
  • Kuliner

    Sapi Asap dari Negeri Seribu Bukit

    Di NTT, sei biasanya menggunakan daging babi. Tapi di restoran ini diganti dengan olahan sapi dan ayam.

    21 Agustus 2020
  • Internasional

    Trio Eropa Tolak Tuntutan Amerika terhadap Iran

    Pompeo menuduh Eropa sebenarnya setuju dengan Amerika tapi takut mengatakannya di depan umum.

    21 Agustus 2020
  • Cari angin

    Obat Corona

    Kasus positif Covid-19 terus bertambah. Sampai Jumat kemarin, yang positif terjangkit 149.408 orang dan yang meninggal 6.500 orang.

    21 Agustus 2020
  • Sastra

    Misteri Bukit Iblis

    Cerpen Misteri Bukit Iblis karya Jemmy Piran

    21 Agustus 2020
  • Buku

    Napas Panjang Papermoon Puppet Theatre

    Buku ini mengartikulasikan perjalanan kelompok teater boneka asal Yogyakarta yang sudah malang melintang selama 14 tahun.

    21 Agustus 2020
  • Gaya Hidup

    Uang Rupiah untuk Cendera Mata

    Pada hari ulang tahun kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia, Senin lalu, Bank Indonesia menerbitkan uang peringatan berbentuk uang kertas dengan nilai nominal Rp 75 ribu. Uang yang dicetak sebanyak 75 juta lembar itu sah digunakan sebagai alat tukar atau transaksi.

    21 Agustus 2020
  • Gaya Hidup

    Karena Viking Bukan Hanya Cerita Perang

    Dari museum sejarah Viking yang banyak terdapat di Denmark, kita bisa tahu bahwa kisah leluhur orang Skandinavia ini tak melulu soal peperangan. Di museum-museum yang dibuat interaktif dan seolah-olah nyata itu, pengunjung diajak kembali ke Viking Age. 

    20 Agustus 2020
  • Sastra

    Puisi Budi Hatees dan Lailatul Kiptiyah

    Budi Hatees adalah penyair kelahiran Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, pada 3 Juni 1972. Adapun Lailatul Kiptiyah lahir dan besar di Blitar, Jawa Timur, kini bermukim di Ampenan, Mataram.  

     

    22 Agustus 2020
Koran Tempo
  • TEMPO.CO
  • Majalah Tempo
  • Majalah Tempo English
  • Koran Tempo
  • Tempo Institute
  • Indonesiana
  • Tempo Store
  • Tempo.co English

© 2018 PT. Info Media Digital, All right reserved