Tanpa penonton, tanpa tepuk tangan, penyanyi Andrea Bocelli membawakan tembang-tembang kasih di Gereja Katedral Duomo nan megah di Milan, Italia, Ahad pekan lalu. Tak sekadar menyambut ibadah Paskah, konser daring bertajuk #MusicforHope #StayatHome ini juga menebarkan kasih dan pengharapan di tengah pandemi global.
Salah satu tembang yang ia bawakan adalah Ave Maria. Tembang itu mengalun tenang, mengikuti suasana yang khidmat hanya dengan iringan organ kuno yang dibawakan Emanuele Vianelli. Komposisi yang dibuat Franz Schubert pada 1825, saat ia berusia 28, itu menggunakan lirik dari kata-kata puisi epik Sir Walter Scott, The Lady of the Lake.
Tembang yang merupakan penghormatan untuk Bunda Maria itu dinyanyikan setelah lagu pembuka berjudul Panis Angelus mengawali konser sang peraih penghargaan World Music Award tersebut. Nuansa kesedihan menyelinap ketika kamera menyorot sepinya Kota Brescia, Bergamo, yang disergap pandemi serta lengangnya Venesia yang biasanya penuh turis.
Setelah Ave Maria, berganti Sancta Maria yang mengalun. Selanjutnya, masih dengan iringan organ kuno, penyanyi tenor kelahiran 22 September 1958 itu berdiri di depan mimbar, mengantarkan Domine Deus. Ini adalah tembang pujian komposisi karya Antonio Vivaldi.
Tak hanya memperlihatkan keindahan interior Katedral Duomo Milan, Bocelli juga menyanyi di luar gereja itu. Kemegahan Duomo terlihat ketika Bocelli berjalan dari depan gerbang utama, maju perlahan hingga mencapai pengeras suara. Kamera menyorot Bocelli dan perlahan menjauh memperlihatkan kemegahan gereja ini.
Amazing Grace satu-satunya lagu berbahasa Inggris yang dinyanyikan Bocelli kala itu. Tembang itu mengalun indah. Bocelli seperti hendak mengajak seluruh umat mengucap syukur, mengharap berkah, dan menyalakan harapan untuk melewati pandemi global ini.
Tak hanya menyorot Kota Milan, penonton juga diperlihatkan lengangnya Kota Paris dengan dua landmark-nya, Menara Eiffel dan Arc de Triomphe, lalu berpindah ke suasana Kota London, Inggris, serta megapolitan New York. Kota-kota ini biasanya riuh oleh ribuan manusia, lampu yang gemerlap pada malam hari.
Selain itu, yang cukup mengejutkan adalah penonton diperlihatkan ketika sang penyanyi tunanetra ini berjalan dari pintu utama ke halaman. Hal ini bukan sekadar aksi. Bocelli merupakan tipe orang yang cukup terbiasa bergerak sendiri. Tentu kru pun sudah memberi tahu ruang yang dituju dan posisi mikrofon. "Dia benar-benar tahu bagaimana menggunakan semua inderanya yang lain, dan dia sangat mandiri dalam arti itu," ujar Francesco Pasquero, manajer Bocelli.
Konser musik ini digagas Wali Kota Milan Giuseppe Sala. Ia meminta Bocelli membuat semacam doa besar bersama untuk semua komunitas Italia yang terkena Covid-19. Bocelli mengerjakan proyek tersebut dan mendapat sambutan luar biasa. Dalam waktu kurang dari 24 jam, konser ini telah mencapai 30 juta penonton. "Mengingat jenis artis serta penontonnya-jenis repertoar-itu murni musik klasik dan kesulitan yang kami hadapi saat menyusun ini," ujar Pasquero.
Diperkirakan, target penonton awalnya adalah para pencinta musik klasik dan pengunjung gereja. Konser ini rupanya menyejukkan banyak orang di luar penganut Kristiani dan pencinta musik klasik. Lagu Amazing Grace pun menjadi semacam perekat semua pendengar dan penonton dengan beragam latar belakang.
"Bocelli sangat terkesan dengan jumlah komentar yang kami dapat di seluruh dunia, tapi yang paling penting dari orang-orang (yang) bukan Katolik," kata Pasquero. "Jadi, acara ini punya jalan lebih dari sekadar acara keagamaan." Pasquero menyatakan sangat terkejut akan pertunjukan itu. "Jadi, rasanya seperti semacam sejarah hidup."
Bocelli menyampaikan rasa gembira dan hormat lantaran bisa ikut serta berbagi rasa dalam konser itu. Terlebih lagi, ia menyanyi dalam perayaan Paskah saat pandemi mencengkeram hampir seluruh dunia. Ia percaya akan perayaan Paskah sebagai simbol universal kelahiran kembali.
Ia pun sangat berterima kasih karena musik dan siaran daring itu sanggup menyatukan jutaan tangan di berbagai belahan dunia. "Kita akan memeluk bumi yang sedang terluka ini dengan segenap hati," ujarnya. Bocelli mengatakan inisiatif konser ini menjadi alasan kebanggaan Italia. Kota Milan yang murah hati, pemberani, proaktif, dan seluruh Italia akan kembali pulih. ANDREABOCELLI | VARIETY | DIAN YULIASTUTI