Si Pelukis
Stefanny Irawan
PELUKIS itu menatap kekasihnya yang tertidur. Rambut cokelat panjangnya tergerai dalam remang lampu, menggemakan pancaran elok dari wajah tidurnya. Engkau selalu cantik, bisik pelukis itu. Desir angin masuk dari celah tingkap, membawa sesuatu yang rupanya menggelitik hidung, sebab wanita itu mengernyit dalam tidurnya. Bahkan mengernyit kau pun cantik, tambahnya. Ia menghela napas kemudian tersenyum getir. Aku akan benci sekali mela
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini