Aslan Abidin
Sesat Setia Selalu
sebingkai bulan mengabur di jendela.
aku berbaring gairah dan terus dihela
kenangan. teringat kau dahulu begitu
liar. kini, berharap kau merasa rindu.
kita pernah amat dekat. cuma sejarak
sekali tepis tanganmu, geleng tampik
jenjang lehermu dan langkah berbalik
ramping kakimu. aku kaku juga sesak.
langit dan bumi menjadi rongga sunyi,
sehingga aku dapat mendengar bunyi
derak hatiku kau patahkan. lalu begitu
saja hid
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini