Budi Hatees
Tak seorang pun mau ke tempat ini
kecuali mereka yang jadi bagian dari kematian;
maut yang membangun kerajaan kegelapan
pada gelas-gelas minuman, mesin judi,
hentakan house musik, dan tarian-tarian liar
perempuan.
Maut bertakhta di dalam pikiranmu
dengan pengawal yang mampu mencium
rasa ketakutan di darahmu.
Sekali kau menemuinya, sambutannya
ramah dan melenakan. Seperti kawan lama
setiap saat diajaknya kau tertawa, bergembira,
hingga kau lupa pada banyak kisah
yang mesti kau selesaikan membacanya.
Jangan sekali-sekali menjadikannya saudara,
teman, kekasih, apalagi musuh. Kau tak mungkin
mendatanginya dan mengajak berduel.
maut itu tak akan bisa ditaklukkan meski kau punya
jurus pamungkas yang pernah menaklukkan
penghuni lembah kegelapan.
Maut ini punya ilmu kanuragan. Berulang-ulang ditebas
mata pedang keadilan, tapi tubuhnya kembali utuh
dan kembali menebarkan kematian
di urat nasib orang-orang.
Kerajaannya semakin gelap dengan takhta
yang lebih kokoh dan pengikut lebih sinting.
Perantau Pergi
Pelabuhan jauh di belakangku, laut biru,
langit keruh, dan angin memusing di geladak.
Sisah tangis perpisahan tak kujadikan haru.
Mataku menatap jauh, kota yang meledak
di jantungku, memanggil-manggil, menyeru
singgah. Aku perantau selalu punya tempat
di antara ketakpastian, kubilang itu pada diriku.
Dan nanti, akan aku tulis sajak tiap sempat
mengenangkan dirimu, dengan kata-kata
paling romantis. Dan kuharap, kelak tak ada lagi tangis,
kepada siapa pun yang pergi. Sebab pergi niscaya,
selama angin bertiup dari kota ke desa begitu bengis.
Ingatan pada tanganmu yang melambai lalu lunglai
tak kubiarkan tertanam di jantungku yang kuat
untuk pergi. Kau tahu, aku akan lama tidak kembali,
sebab peta yang aku gambar begitu pekat;
tak ada yang aku pahami dalam perjalanan ini,
tak pernah kubayangkan seperti apa nanti.
Tapi, sekali lagi, di antara ketakpastian,
kepadaNya aku punya keyakinan.
Budi Hatees lahir di Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, 3 Juni 1972. Menulis puisi dan cerpen dan dipublikasikan di media cetak terbitan Sumatra Utara dan Jakarta.