Mata
Adek Alwi
IA suka memandang mata perempuan itu, tetapi tiap kali dia pandang ia lihat jarak terentang di antara mereka, bak nganga bukaan dinding kuburan. Tidak. Mata perempuan itu mungkin mirip danau yang teduh tetapi jauh, nun di sana, dibatasi jurang gelap hutan-belantara. Makanya setelah tersenyum lelaki itu selalu melengos dan menggeleng-geleng.
"Kenapa?" tanya perempuan itu dengan kening berkerut setiap dia berbuat begitu.
"Tidak, tidak."
"Tapi kau
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini