Indrian koto
KEPOMPONG
bagaimana jadinya
jika hanya sekedar kepompong
padahal ulat tidaklah buruk
selalu dibayangkannya sepasang sayap
tumbuh dari punggungnya. warna-warna terang
menggantung di setiap lembaran bajunya yang baru
ia kenang tubuhnya melompat dari daun ke daun
dari pucuk ke pucuk, dari bunga ke bunga
dari madu ke madu, menukik-berayun di udara,
bersiasat dengan cuaca
padahal ulat tidaklah buruk
bertahun-tahun ia memilih pertapaan yang sengit
masa lalu berhamburan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini