Ayah

Avianti Armand
KAMU adalah binatang jalang. Seharusnya kamu tidak dijinakkan. Tapi kamu menyanggah dan berkata, bahkan binatang liar sekalipun butuh liang untuk pulang. Aku bilang jalang, bukan liar. Kamu bilang itu sama saja. Lalu kita bergumul dalam kemul: binatang yang berahi. Kamu menggigitku dan aku menggigitmu. Kamu mencakarku, aku mencakarmu. Kamu menghujamiku. Aku mengejang di puncak gelombang. Laut menggelegak, dan kita cuma jadi ikan-ik
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini