Inggit Putria Marga
SI SAKIT
Mesti buru-buru aku ucapkan, sebab langit kamar sempit biru berkata padaku: beberapa saat lagi penguasa alam menarik kemampuanmu bicara.
ketahuilah, detak jantungmu seberisik gema lonceng gereja, dengung mangkok labu dalam vihara, tabuhan beduk berkulit sapi di tepi musholla, serta mengingatkanku pada ricik jangkrik yang bertapa sebatang kara di laci meja tempatmu bekerja. tiap kau memelukku, menempelkan kepalaku di dadamu, aku tersihir jadi pejal
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini