maaf email atau password anda salah


Puisi Iyut Fitra

Iyut Fitra adalah penulis buku puisi Lelaki dan Tangkai Sapu yang mendapat Penghargaan Sastra 2020 dari Kemendikbud RI.  

arsip tempo : 171423995322.

kaki-kaki yang terluka. tempo : 171423995322.

Iyut Fitra

melerai sakit

 

 

jejak tanah ini

warna-warni saling sudu

di sebuah malam yang tenang. ia telah menetapkan pertempuran

sebungkah tapal batas

tempat sunyi akan meledak.  di jantung siapa saja

cerita tentang kesakitan-kesakitan 

ada yang menghela napas. menuju pembaringan

                                           menuju pembantaian

ia digilas panorama yang selalu

 

“betapa lelah melerai sakit ini

bila akhirnya pergi, ke mana arah berjalan

karena bendera-bendera yang dijahit tak berukuran sama

melambai dengan kibar yang berbeda.”

 

lalu ia menyulut api itu

                           api yang telah lama ia jaga

                           ia jaga serupa melerai sakit

untuk diberikan pada kanak-kanak. kelak bila waktu telah dewasa

akan ia dengar cerita kedamaian

serupa kisah-kisah dalam mimpi

                                  

                                dalam janji-janji   

 

kaki-kaki yang terluka

 

 

barisan langkah

kaki-kaki yang telah lama terluka

mimpi demikian buas. menelan desah napas yang terburu

                                     melenakan bertimbun-timbun haru

menjadi segala yang celaka

bertahun-tahun

 

tarian mabuk perayaan

gegas-gegas bersikejar

hingga lengang pun pecah

dari jauh. seolah suara sipongang berpanggil-sahut

pada mereka yang terkurung

                     terkurung gundah irama pesta

karena kampung-kampung telah berubah peta

 

bila suara telah menyayup. menghilang bulan

ia lihat barisan tersebut beriring serupa semut

                                                    serupa butir pasir diterbangkan cuaca

melupakan pintu. meninggalkan ragu

mungkin mereka tak saling berpesan. juga tak saling

berpanggilan 

tapi jelas saling menghancurkan

 

“suara apakah itu membuai serupa alun zaman

atau hanya derit waktu kian lapuk

                  cinta yang kesepian

berdengung

sepanjang malam. sebayang bulan jatuh di jalan.”

trotoar-trotoar asing

bekas ludah dikerubuti lalat

menjelma berita duka yang berlantingan di angkasa

sepi dan hingar sama tak bernama

                          sama tak bermakna

 

di antara barisan yang bergelombang itu

ia mengukur-ukur zaman

 

 

Iyut Fitra lahir dan menetap di Payakumbuh. Buku puisinya, Lelaki dan Tangkai Sapu, mendapat Penghargaan Sastra Tahun 2020 dari Kemendikbud RI. Buku puisi terbarunya berjudul Kepadamu Kami Bicara.

Konten Eksklusif Lainnya

  • 27 April 2024

  • 26 April 2024

  • 25 April 2024

  • 24 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan