Bola Sang Alkemis
Tulus Wijanarko
Di Fan Fest, dekat Jembatan Brandenburg, Berlin, itu Paulo Coelho berdiri takjub. Di hadapan layar raksasa yang menayangkan tarung dua tim, ribuan manusia berbagai bangsa tumplek di sana. Kibasan bendera. Kor membahana. Dan nasionalisme menggelegak ke udara. "Ini sebuah festival?," bisiknya kepada diri sendiri. Ia merasakan umat manusia tengah merayakan impian kolektif dan menitipkannya pada 22 laki-laki yang berlaga di
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini