Opera Iwan Tirta
Kandheg judheg ewuh aya paraning sedya/Maju tatu mundur ajur tatas tuntasing perkawis ing asta paduka (Aku bingung/Bila maju luka, tapi bila mundur hancur).
Duryudana berada pada titik persimpangan. Di satu sisi, ia memegang janji kepada saudaranya, para Pandawa, untuk menyerahkan kembali takhta kerajaan. Namun, di sisi lain, sang ibu, Gendhari, memintanya mengabaikan janji itu demi wangsa Kurawa. Benar-benar buah simalakama. Kebimbangan Duryudhana
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini