Wastra asal Indonesia sudah lama dikenal sebagai salah satu bahan busana tradisional. Namun, di tangan yang tepat, wastra dapat digunakan untuk menghasilkan busana kontemporer yang menarik. Hal ini coba dilakukan desainer Oscar Lawalata melalui koleksi busananya yang bertajuk "I am Indonesian the Future: Aku dan Kain" di Jakarta Fashion Week 2020, Senayan City, Jakarta, Selasa lalu.
Oscar tampaknya ingin mengambil momen Hari Batik Nasional yang juga jatuh pada bulan ini, tepatnya 2 Oktober lalu. Ia menampilkan 48 busana koleksinya yang memperkenalkan wastra Indonesia dengan cara anak muda. Dari 48 koleksinya, sang desainer memanfaatkan keragaman wastra Nusantara, dari batik, lurik, hingga songket.
Tak ragu, ia menggandeng sejumlah pesohor muda Indonesia. Sebut saja Reza Rahadian, Mario Lawalata, Monita Tahalea, Kallula, dan Danilla Riyadi. "Saya ingin memberikan kesadaran (akan) kain Indonesia kepada generasi muda," ucap Oscar.
Semua busana koleksinya dikerjakan selama tiga bulan. Oscar menjelaskan, membuat cerita dari wastra Nusantara dengan gaya dan potongan untuk dipadupadankan itu merupakan hal yang menantang. Hasilnya bisa dilihat dari jumpsuit batik dengan motif garis-garis berwarna hijau muda yang dikenakan aktor Reza Rahadian sebagai model pembuka pertunjukan Oscar.
Berbagai kain dibuat dengan sentuhan modern, semisal pemakaian lurik pada busana yang dikenakan sang adik, Mario Lawalata. Mario tampil mengenakan jumpsuit yang sekilas mirip dengan busana yang digunakan Reza Rahadian. Perbedaannya terletak pada penggunaan lurik di busana itu.
Turut tampil aktris Adhisty Zara yang mengenakan busana koleksi Oscar berupa kombinasi atasan tanpa lengan dengan bawahan menyerupai rok.
Namun tidak begitu banyak model busana yang ditampilkan Oscar malam itu. Selain kehadiran batik dan lurik, ada sarung dan jarit yang digunakan sebagai bawahan oleh para model. Oscar memang terlihat ingin menonjolkan corak kain beserta motifnya dalam pertunjukan hari itu.
Peragaan busana karya Oscar Lawalata dipungkasi dengan penampilan Aaliyah Massaid, anak almarhum Adjie Massaid dan Reza Artamevia, yang membawakan sebuah lagu. Setelahnya, Reza Artamevia membawakan lagu Berharap Tak Berpisah. Lagu yang sedang naik daun kembali di tempat-tempat gaul Ibu Kota itu menjadi penutup yang mengesankan.
foto-foto: Tempo/nurdiansyah
Namun Oscar tak sendiri menampilkan karya pada malam itu. Sebelum peragaan Oscar, para pengunjung lebih dulu menyaksikan busana koleksi desainer Chitra Subyakto melalui brand miliknya, Sejauh Mata Memandang. Chitra kali ini membawa pesan kepada pengunjung untuk menjaga kelestarian alam dari ancaman perubahan iklim melalui busana yang dihasilkan dari kain.
Chitra, yang memberi judul koleksinya "Daur", menggunakan kain-kain yang salah warna dan salah cetak yang didaur ulang menjadi satu busana bernilai ekonomis. "Karena bumi sudah darurat. Pesannya lebih ke sana," kata Chitra.
Narasi yang ingin ditonjolkan Chitra hadir di sejumlah aksesori yang digunakan para model. Semisal sebuah tulisan "Darurat Iklim" yang tersemat pada sebuah tas belanja, atau tulisan "Menolak Punah", "Cinta Bumi", dan "Cinta Laut" di sejumlah aksesori yang dikenakan para model. Kehadiran masker kesehatan sebagai protes atas polusi udara juga terlihat di pertunjukan ini.
Potongan-potongan kain bekas itu dijahit menjadi busana dengan teknik patchwork yang menggabungkan motif-motif dengan kombinasi kain. Hasilnya, kain-kain itu berubah dan dapat digunakan menjadi atasan dan luaran. Secara kasat mata, tentu terlihat "tabrakan" warna yang menarik dari busana-busana tersebut. Ada warna merah, hitam, putih, biru, dan kuning.
Chitra juga menampilkan kebaya dengan tampilan lebih kasual dan santai. Dalam pertunjukan itu, koleksi busana "Daur" banyak memodifikasi kebaya menjadi luaran. Ia memberi garis-garis asimetris yang tegas di dalam busana-busananya. Ada pula motif udang di celana yang digunakan para model.
DIKO OKTARA