JAKARTA - Heri Soesilo, perawat Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, gugur karena serangan virus corona. "Beliau meninggal pada Sabtu lalu sekitar pukul 09.20 WIB," kata Direktur Utama RSPI Mohammad Syahril seperti ditulis kantor berita Antara, kemarin.
Syahril mengatakan Heri merupakan anggota tim penanganan Covid-19 di sana. Rumah sakit yang berlokasi di Sunter, Jakarta Utara, tersebut merupakan RS rujukan yang pertama kali menangani kasus corona di Indonesia. Mereka menangani kasus 01 dan 02 pada 2 Maret lalu dan kapasitas perawatan Covid-19-nya terus penuh hingga sekarang.
Bergabung di Sulianti Saroso pada awal tahun ini, Heri langsung menjadi garda terdepan di ruang isolasi dan unit perawatan intensif (ICU). "Kami telah kehilangan seorang perawat terbaik kami," ujar Syahril.
Heri jatuh sakit sejak 10 April lalu. Perawat itu lalu dirawat di ruang isolasi, berdampingan dengan pasien-pasien yang sebelumnya dia tangani. "Kami semua siap melanjutkan perjuangan beliau dalam rangka memerangi Covid-19 di Indonesia," kata Syahril.
Tenaga medis terus berguguran akibat wabah Covid-19. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mencatat terdapat 18 perawat yang jatuh sakit dan meninggal setelah merawat pasien Covid-19.
Lebih dari sejuta perawat di Indonesia masih harus berhadapan dengan diskriminasi masyarakat yang menganggap mereka sebagai penyebar virus corona. Misalnya, NK, perawat di Rumah Sakit Karyadi, Semarang, yang meninggal pada 10 April lalu. Jenazahnya ditolak warga ketika akan dikebumikan di Ungaran, Jawa Tengah.
Ketua Umum PPNI Harif Fadhilah mengatakan stigma negatif yang menimpa mereka sangat tak beralasan. "Almarhum sejawat kami gugur sebagai pahlawan kemanusiaan," katanya.
YUSUF MANURUNG | ANTARA